Rabu 20 Mar 2024 04:40 WIB

Subaru Belum Terjun ke Pasar Mobil Listrik Indonesia, Ini Alasannya

Subaru melihat tidak ada urgensi untuk masuk ke lini mobil listrik.

Logo Subaru. Subaru ungkap alasan belum masuk ke pasar mobil listrik.
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Logo Subaru. Subaru ungkap alasan belum masuk ke pasar mobil listrik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- General Manager Marketing & Public Relations Subaru Indonesia, Ismail Ashlan menjelaskan faktor yang menyebabkan produsen mobil asal Jepang itu belum memasarkan produk mobil listriknya di Indonesia. Padahal, merek mobil lain telah berbondong-bondong memperkenalkan produk mobil listrik mereka ke Indonesia.

Ismail mengakui bahwa saat ini mobil listrik tengah digandrungi oleh pasar global, akan tetapi untuk pasar di Indonesia sendiri menurutnya belum cukup mendorong Subaru untuk memasarkan mobil listriknya. Terlebih saat ini lini mobil yang dipasarkan Subaru di Indonesia sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar mobil spesifik Indonesia. 

Baca Juga

"Di niche atau di premium sudah ada, di medium sudah ada, di yang ekonomis pun sudah ada jadi secara market juga kita nggak lihat urgensi (kendaraan listrik) untuk masuk," kata Ismail saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Pusat pada Selasa (19/3/2024).

Faktor berikutnya adalah penjualan mobil listrik di Indonesia yang masih lesu. Kendati saat ini tengah digandrungi, Ismail menjelaskan penjualan mobil listrik di Indonesia baru mencapai sekitar 900 ribu unit hingga November 2023.

"Kalau dilihat 900 ribu penjualan setahun itu penjualan mobil listrik itu ga sampai 10 persen, nggak sampai dua digit. Mungkin tahun ini ada ya tapi itu juga yang drive (mendorong) dari brand yang memang fokus sekali di EV (kendaraan listrik)," terang Ismail.

Faktor lainnya adalah saat ini Subaru masih fokus memperkenalkan produk mobil yang mengusung teknologi Symmetrical All-Wheel Drive ke pasar Indonesia.

Kendati pemerintah mendorong produsen mobil untuk membangun pabrik mobil listrik di Indonesia, Ismail menjelaskan Subaru masih melihat perkembangan pasar dan tingkat permintaannya terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk mengikuti jejak produsen-produsen mobil yang telah lebih dahulu membangun industrinya di dalam negeri.

Faktor preferensi konsumen juga berkontribusi dalam hal tersebut. Ismail menerangkan konsumen mobil Subaru membeli karena preferensi yang spesifik seperti memiliki minat terhadap mobil sport atau adventure.

"Jadi di kepala mereka bukan soal penggeraknya apa, bukan soal EV-nya, tapi soal enjoyment having fun," tambah Ismail.

Oleh karenanya, dia menegaskan memasarkan produk mobil listrik di Indonesia belum masuk ke dalam daftar rencana Subaru sampai tahun 2026.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement