REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur mengingatkan, investor harus lebih berhati-hati mengamati pergerakan harga Bitcoin (BTC) yang semakin dinamis serta melakukan riset mendalam sebelum terjun dan mengakumulasi aset kripto. Menurut dia, pergerakan pasar kripto dan Bitcoin tidak pernah bersifat linear. Fyqieh juga menegaskan bahwa setiap pasar kripto yang bullish pasti akan mengalami koreksi.
"Sentimen pasar dapat berubah dengan cepat saat kemungkinan adanya penurunan mulai muncul. Tekanan bisa datang dari kondisi makroekonomi yang belum begitu baik, seperti data inflasi AS terbaru yang naik," kata Fyqieh melalui keterangannya di Jakarta, Jumat (15/3/2024).
Data IntoTheBlock menunjukkan bahwa saat ini 100 persen pemegang Bitcoin telah memperoleh keuntungan. Di sisi lain, hal itu dapat memicu aksi jual apabila Bitcoin turun di bawah level support penting dalam jangka pendek.
Bitcoin diharapkan dapat menyentuh level 80.000 dolar AS atau sekitar Rp 1,2 miliar sebelum peristiwa halving berikutnya dalam 30 hari.
Namun, menurut Tokocrypto, hal ini bergantung pada mempertahankan momentum bullish dan melewati level resistensi yang penting. Oleh sebab itu, investor dan trader perlu memperhatikan pergerakan harga serta sentimen pasar untuk menilai kemungkinan tercapainya target tersebut.
Fyqieh sendiri memperkirakan harga Bitcoin masih akan bergerak dalam kisaran 71.000-72.000 dolar AS atau sedikit di bawah rekor tertinggi. Ini mencerminkan kenaikan nilai BTC sebesar 45,2 persen dalam 30 hari terakhir.
Menurut data CoinMarketCap, Bitcoin mencapai nilai 73.650 dolar AS atau sekitar Rp 1,14 miliar pada Rabu (13/3/2024). Kemudian pada Jumat pukul 14.41 WIB, Bitcoin melemah ke level 68.522 dolar AS (sekitar Rp 1,06 miliar) meskipun secara mingguan berada di zona positif 1,33 persen.
Fyqieh memandang, lonjakan nilai Bitcoin baru-baru ini didukung oleh Bursa Efek London yang akan menerima Exchange Traded Notes (ETN) untuk Bitcoin dan Ethereum. Hal ini menandai langkah besar dalam penerimaan aset kripto oleh investor konvensional dan institusi finansial.
Menurut Fyqieh, keterlibatan investor institusi dalam Bitcoin semakin meningkat dan produk BTC diprediksi akan mengalami aliran dana tambahan dalam jangka pendek. Lonjakan investasi institusional mencerminkan optimisme terhadap masa depan Bitcoin, terutama dengan pendekatan peristiwa halving yang menurut tren historisnya dapat menandai kenaikan harga.
Apabila investasi ETF terus meningkat pada minggu depan, ujar Fyqieh, maka harga Bitcoin berpotensi mencapai 80.000 dolar AS. Dengan demikian, angka 80.000 dolar AS bukanlah sesuatu yang mustahil bagi BTC pada akhir bulan.
"Investor yang terjebak dalam fear of missing out (FOMO) kemungkinan akan segera berdatangan, karena ETF telah memperluas pasar untuk menjangkau lebih banyak investor individu," kata Fyqieh.