REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Sumatera Utara Arif Mandu mengatakan pihaknya sudah menyerap sekitar 11.000 ton beras dari petani sampai pekan pertama Maret 2024.
"Kami mendapatkannya dari panen di beberapa kabupaten di Sumut," ujar Arif, kemarin.
Arif menyebutkan kabupaten itu, antara lain, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Simalungun, dan Batu Bara.
Ia menuturkan bahwa Bulog Sumut membeli beras itu dengan skema komersial dari petani dengan harga di kisaran Rp 12.500,00 per kilogram. Nilai itu lebih tinggi daripada harga pembelian pemerintah Rp 9.950,00/kg.
Menurut dia, mahalnya harga itu menjadi alasan kenapa Bulog Sumut sulit mendapatkannya untuk kewajiban pelayanan publik (PSO). "Harganya masih tinggi, jadi kami sulit menyerapnya dengan HPP untuk kebutuhan PSO," kata Arif.
Terkait dengan target serapan beras dari pemerintah, Perum Bulog Sumut menyatakan bahwa mereka belum menerima angka pasti dari pusat pada 2024. Oleh sebab itu, Arif menyebut masih menggunakan target serapan pada 2023 sebanyak 38.745 ton. Pada 2023, pihaknya hanya mampu menyerap 28.882 ton beras petani atau 75 persen dari target.
Di Sumut, pemerintah provinsi menargetkan produksi beras di wilayahnya mencapai 2.648.660 ton beras pada 2024.
Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sumatera Utara menyatakan bahwa panen padi di wilayahnya terjadi setiap bulan. Diperkirakan ada 47.752—91.955 hektare sawah yang panen per bulan di provinsi ini.