Jumat 08 Mar 2024 14:40 WIB

Indramayu Latih 1.000 Pemuda Jadi Petani Milenial

Petani muda diharapkan mampu memanfaatkan teknologi menciptakan pertanian modern.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Gita Amanda
 Pemkab Indramayu siap mencetak 1.000 petani muda yang diharapkan mampu mengubah wajah pertanian. (ilustrasi)
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Pemkab Indramayu siap mencetak 1.000 petani muda yang diharapkan mampu mengubah wajah pertanian. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Pemkab Indramayu siap mencetak 1.000 petani muda yang diharapkan mampu mengubah wajah pertanian menjadi lebih segar. Tak hanya itu, petani muda juga diharapkan mampu memanfaatkan teknologi untuk menciptakan pertanian yang maju, mandiri dan modern.

Pelatihan 1.000 Petani Muda Indramayu itu diselenggarakan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Indramayu. Kegiatan dipusatkan di UPTD Perlindungan dan Pembenihan Hortikultura DKPP Kabupaten Indramayu, di Desa Kebulen, Kecamatan Jatibarang.

Baca Juga

"Pelatihan itu juga upaya untuk mengurangi problem ketersediaan tenaga kerja pertanian di Kabupaten Indramayu,’’ ujar Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Indramayu, Sugeng Heryanto, Jumat (8/3/2024).

Dari 1.000 peserta pelatihan petani muda itu, dibagi menjadi 20 angkatan. Setiap angkatan, terdiri dari 50 orang yang merupakan pemuda Indramayu. Setiap angkatan, dilaksanakan selama dua hari. Untuk angkatan pertama, dilaksanakan pada 7-8 Maret 2024. 

Sementara itu, Bupati Indramayu, Nina Agustina, mengatakan Kabupaten Indramayu merupakan salah satu daerah produsen beras yang mendukung pangan nasional. Adapun luas baku sawah di Kabupaten Indramayu sebesar 125.442 hektare, atau 59,75 persen dari luas wilayahnya yang mencapai 209.942 hektare.

Diketahui dari luas baku sawah 125.442 hektare tersebut, telah menghasilkan produksi padi pada 2022 sebesar 7,35 ton per hektare. Dengan capaian tersebut, maka Kabupaten Indramayu pada 2022 mendapat peringkat pertama nasional sebagai produsen padi tertinggi.

Sedangkan pada 2023, produksi padi turun menjadi rata-rata 7,0 ton hektare. "Tahun kemarin produksi padi kita mengalami penurunan yang disebabkan oleh el nino ekstrem melanda Kabupaten Indramayu,’’ kata Nina.

Sementara itu, kepada peserta pelatihan petani muda, Nina meminta agar mereka memanfaatkan kesempatan itu untuk menimba ilmu semaksimal mungkin. Dia menyatakan, ketahanan pangan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement