Selasa 05 Mar 2024 14:55 WIB

Pemerintah Terus Usaha Redam Dampak EUDR di Perundingan IEU CEPA

Kemendag tetap teguh agar IEU CEPA bisa disepakati mengingat manfaatnya bagi RI.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Fuji Pratiwi
Kementerian Perdagangan meluncurkan logo baru kementerian dalam pembukaan Trade Expo Indonesia Digital Edition 2021 di Jakarta, Kamis (21/20).
Foto: Humas Kemendag
Kementerian Perdagangan meluncurkan logo baru kementerian dalam pembukaan Trade Expo Indonesia Digital Edition 2021 di Jakarta, Kamis (21/20).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah masih tetap konsisten memperjuangkan agar Eropean Union Deforestation Regulation (EUDR) tidak berdampak para produk pertanian Indonesia.

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono menyampaikan, pemerintah terus mengupayakan hal tersebut dalam utaran ke-17 perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).

Baca Juga

"Ini masih dalam pembahasan tapi ya, sudah pasti kita akan (perjuangkan). Tidak mungkin pemerintah Indonesia itu (berhenti memperjuangkan) dalam perundingan yang dinamikanya sedemikian rupa," ujar Djatmiko dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa (5/3/2024).

Djatmiko mengatakan, pemerintah mencermati kebijakan unilateral yang diterapkan European Green Deal dan turunannya termasuk deforestasi. Namun demikian, pemerintah bertekad  menyelesaikan masalah yang ada di perundingan IEU-CEPA demi keluasan akses pasar produk Indonesia.

"Hasil perundingan IEU CEPA kalau diselesaikan bisa memberikan akses pasar (bagi Indonesia)," kata Djatmiko.

Ia melanjutkan, perundingan dapat ini memberikan satu komitmen akses pasar bagi produk-produk pertanian Indonesia terutama dikaitkan adanya kebijakan-kebijakan Green Deal dan turunannya termasuk EUDR. "Tentu ini selalu kita perjuangkan. Kalau hasilnya, saya belum bisa jawab karena kan masih berproses ya," ujar Djatmiko.

Ia menjelaskan, dalam perundingan, Indonesia juga memperjuangkan kesepakatan soal akses pertanian, perdagangan hingga manufaktur. Termasuk dari sisi akses pasar baik bersifat tarif maupun nontarif

"Memang masih menjadi materi bagian dari posisi offensif Indonesia. Kita menyampaikan bahwa ini tidak hanya pertanian banyak juga produk-produk lain manufaktur dan sebagainya," ujarnya.

Ke depan, perundingan IEU-CEPA diharapkan memberikan manfaat bagi produk Indonesia maupun Eropa baik yang existing maupun potensial di masa depan. Termasuk investasi dan sektor potensial di masa mendatang.

"Kalau kita kalkulasi, ada manfaat kita dengan Eropa bahkan ada barang-barang yang sifatnya bisa dikolaborasikan ke depan manakala IEU CEPA disepakati. Kita ingin juga bisa peroleh dengan perjanjian ini. Harapannya IEU-CEPA tidak konvensional ke belakang saja tapi yang potensial ke depan," kata Djatmiko menjelaskan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement