REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bitcoin sebagai aset kembali mencatat lonjakan harga berturut-turut secara signifikan. Berdasarkan CoinMarketCap, harga Bitcoin sempat naik ke level 55 ribu dolar AS atau lebih dari Rp 861 juta pada Selasa (27/2/2024).
Sampai Rabu (28/2/2024) sore, harga Bitcoin terus melaju hingga 58 ribu dolar AS atau setara Rp 992 juta. Bahkan sempat menyentuh angka tertingginya di 64 ribu dolar AS. Pada hari ini, Jumat (1/3/2024), nilai 1BTC setara Rp 966 juta. Kenaikan harga Bitcoin ini didorong oleh sejumlah faktor.
Pertama, masuknya dana bersih sebesar 6,1 miliar dolar AS ke sejumlah ETF Bitcoin Spot yang sudah diperdagangkan di Amerika Serikat sejak 11 Januari 2024 lalu. Selain itu, volume perdagangan ETF Bitcoin Spot juga mencapai puncak baru sebesar 2,4 dolar AS miliar pada Senin (26/2/2024).
Faktor pendorong selanjutnya yakni MicroStrategy, perusahaan perangkat lunak, membeli sekitar 3.000 token pada bulan ini. Sehingga total kepemilikan Bitcoin perusahaan mencapai sekitar 10 miliar dolar AS.
"Sentimen positif kedua faktor tersebut menggambarkan besarnya peningkatan minat investor, khususnya investor tradisional AS terhadap Bitcoin. Harga Bitcoin saat ini hanya terpaut 10 ribu dolar AS dari ATH sebelumnya. Beberapa indikator, seperti Realized HODL Ratio (RHODL) dan indikator Stock-to-Flow, menunjukkan potensi berlanjutnya tren bullish yang terjadi. Dengan begitu, kemungkinan Bitcoin akan mencetak ATH baru masih sangat terbuka,” jelas Crypto Analyst Reku Fahmi Almuttaqin, Rabu (28/2/2024).
Melihat tren positif yang ada, kondisi sekarang bisa menjadi momentum bagi investor yang ingin mendiversifikasikan investasinya ke aset kripto. Kondisi ini bisa membuka prospek investor yang baru ingin berinvestasi aset kripto untuk memulai perjalanannya.
"Sebab, performa Bitcoin menunjukkan bahwa instrumen aset kripto bukan hanya dapat dimanfaatkan sebagai pelengkap, namun juga opsi diversifikasi untuk mengoptimalkan potensi return. Investor existing juga bisa memanfaatkan momentum ini untuk mendiversifikasikan aset kriptonya ke sejumlah koin lain yang berpotensi akan turut meningkat berkat kenaikan harga Bitcoin,” kata dia.
Namun, investor tetap perlu cermat dan bijak untuk memantau kondisi pasar secara berkala dan menyesuaikan strategi investasinya. Reku juga rutin memberikan analisa pasar secara real-time dan akurat melalui Learning Hub yang bisa diakses di aplikasi dan website.
“Momentum bullish di Bitcoin ini juga diharapkan dapat memberikan gambaran bagi investor untuk menyusun kembali strategi investasinya. Investor tetap dihimbau untuk tetap mempertimbangkan seluruh keputusan investasi dengan riset mendalam dan pertimbangan yang bijak, serta tentunya menggunakan uang dingin untuk berinvestasi,” kata Fahmi.