Senin 26 Feb 2024 16:28 WIB

Di Sela Pertemuan WTO, Menteri Saudi-Israel Saling Bicara Singgung Soal Normalisasi

Barkat menyatakan Israel dan Saudi bisa mengukir sejarah bersama.

Seorang anggota pasukan khusus Saudi mengangkat bendera nasional Saudi selama parade militer dalam persiapan untuk haji tahunan, di kota suci Muslim Mekah, Arab Saudi, Ahad, 3 Juli 2022.
Foto: AP/Amr Nabil
Seorang anggota pasukan khusus Saudi mengangkat bendera nasional Saudi selama parade militer dalam persiapan untuk haji tahunan, di kota suci Muslim Mekah, Arab Saudi, Ahad, 3 Juli 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI – Menteri Ekonomi dan Industri Israel Nir Barkat bertemu dengan Menteri Perdagangan Arab Saudi Majid bin Abdullah al-Qasabi. Pertemuan berlangsung di sela acara World Trade Organization (WTO) di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), Senin (26/2/2024). 

Foto pertemuan kedua menteri mengungdang tanya karena tidak adanya hubungan resmi antara Israel dan Saudi. Selama ini, AS mencoba kedua negara kian dekat dan mendorong terjadinya hubungan diplomatik. 

Baca Juga

Laman berita Times of Israel menggambarkan pertemuan kedua menteri tersebut. Barkat dan Qasabi saling berjabat tangan, bertukar nomor telepon di tengah pembicaraan mengenai kesepakatan potensial kedua negara termasuk normalisasi hubungan. 

Barkat yakin baik Israel maupun Saudi dapat mengukir sejarah. ‘’Israel tertarik membangun perdamaian dengan negara yang mendorong perdamaian, kita bisa membuat sejarah bersama,’’ kata Barkat kepada Qasabi, merujuk keterangan Kementerian Ekonomi Israel. 

Kedubes Saudi di Abu Dhabi belum merespons surat elektronik yang dikirimkan untuk meminta pendapat mengenai pertemuan Barkat dan Qasabi. 

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden terus berupaya agar Saudi-Israel mencapai perdamaian dan melakukan normalisasi hubungan diplomatik. Saudi dan negara-negara Arab lainnya menghendaki terwujudnya negara Palestina sebagai syarat normalisasi. 

Pada 2020, Israel menandatangani normalisasi hubungan dengan Bahrain, Maroko, dan UEA yang kini menjadi tuan rumah penyelenggaran pertemuan WTO. Kesepakatan tersebut dimediasi AS yang terkenal dengan nama Abraham Accord. 

Riyadh bertekad meningkatkan keamanannya dan mengantisipasi ancaman Iran sehingga kelak bisa mencapai rencananya menjadi kekuatan ekonomi yang besar serta mampu menarikan investasi asing dari berbagai negara. 

Sejumlah pejabat AS dan Arab mengungkapkan, untuk mendapatkan jaminan keamanan dari sebagai balasan atas normalisasi dengan Israel, Saudi juga mengharapkan akses ke peralatan militer AS serta dukungan Washington untuk pengembangan nuklir sipil.

Beberapa pengamat mengatakan, Saudi berharap kesepakatan itu tercapai sebelum pilpres pada November, mengantisipasi kalau Biden tidak terpilih kembali maka Demokrat di Kongres kemungkinan tidak akan meraufikasi kesepakatan itu. 

Bahasan di WTO 

Menteri perdagangan dari 160 negara bertemu di Abu Dhabi selama empat hari, berharap ada aturan baru yang menjadi terobosan. Meski demikian, Dirjen WTO Ngozi Okonjo-Iweala tak terlalu optimistis dengan hasil pertemuan ini. 

WTO yang sudah 30 tahun mengawasi perdagangan dunia, mencoba untuk mencapai konsensus. Namun, langkah tersebut semakin sulit karena ekonomi global sekarang ini telah terpecah-pecah menjadi blok-blok ekonomi sendiri. 

‘’Mari kita jujur saja bahwa upaya seperti itu bakal tidak mudah,’’ kata Ngozi Okonjo-Iweala dalam pidato pembukaan. Ia merujuk pada suasana pertemuan WTO pada 2022, suasananya lebih berat. 

Di antaranya karena pengaruh perang, ketegangan di kawasan, pemilu dan pertumbuhan perdagangan. Ia menyeru para menteri perdagangan di pertemun Abu Dhabi ini menyingsingkan lengan baju dan menuntaskan perundingan. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement