REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian meminta akademisi untuk turut berkontribusi terhadap proses aksesi Indonesia menjadi anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dengan menyelenggarakan kuliah tamu.
“Proses aksesi Indonesia untuk menjadi anggota OECD merupakan salah satu strategi Pemerintah RI mencapai Visi Indonesia Emas 2045, yang membutuhkan peran dan dukungan seluruh pemangku kepentingan, termasuk dunia akademik,” kata Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Multilateral Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Ferry Ardiyanto di Jakarta, Jumat (23/2/2024).
Selain itu, ia menyatakan bahwa kuliah ersebut juga bertujuan untuk mendiseminasi perkembangan aksesi OECD kepada civitas academica.
Kemenko Perekonomian telah menyelenggarakan kegiatan tersebut di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jawa Tengah, pada Kamis (22/2). Acara tersebut menjadi kuliah tamu perdana pasca diskusi aksesi bagi Indonesia dibuka pada Selasa (20/2).
Kuliah tamu tersebut membahas rangkaian proses yang sudah dan harus dilalui Indonesia hingga manfaat yang dapat diperoleh Indonesia dari keanggotaan penuh di OECD.
Dalam kuliah tamu tersebut, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNS Ismi Dwi Astuti Nurhaeni turut mengajak civitas academica UNS untuk berpartisipasi aktif mendukung dan memberikan gagasan terkait proses aksesi OECD yang dilakukan pemerintah Indonesia.
Upaya pemerintah Indonesia untuk menjadi anggota OECD sejalan dengan Visi Indonesia Emas 2045 untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju dengan pendapatan per kapita minimal 30.300 dolar AS pada tahun 2045.