Rabu 21 Feb 2024 19:23 WIB

Survei CORE: Subsidi Pendidikan Program Terpenting Kurangi Kemiskinan

Survei CORE juga menyebut pelatihan keterampilan juga penting untuk atasi kemiskinan

 Survei CORE juga menyebut pelatihan keterampilan juga penting untuk atasi kemiskinan
Foto: ANTARA FOTO/Auliya Rahman
Survei CORE juga menyebut pelatihan keterampilan juga penting untuk atasi kemiskinan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Center of Reform on Economics (CORE) menyatakan bahwa dari survei yang dilakukan terhadap 534 responden berbagai usia, sepakat bahwa program terpenting untuk menyelesaikan kemiskinan di Indonesia yakni melalui subsidi pendidikan dan kesehatan.

Survei tersebut melibatkan 23 etnis atau suku di 23 provinsi dengan mempertanyakan lima isu penting, serta program untuk menyelesaikannya dengan pembagian dimensi pendapatan mulai dari Rp 1 juta - Rp 15 juta ke atas.

"Ini semua usia menyatakan tidak ada bansos dalam strategi pengentasan kemiskinan, tidak masuk, empat besar pun tidak masuk. Semua bilang yang utama adalah subsidi pendidikan dan kesehatan," kata Direktur Eksekutif CORE Mohammad Faisal dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (21/2/2024).

Lebih lanjut Faisal mengatakan dari profil responden yang didominasi oleh Gen Z (17-26 tahun), dan berpendidikan S1 tersebut, selain mengedepankan subsidi pendidikan dan kesehatan, didapatkan juga program yang mesti dijalankan yakni pelatihan keterampilan, pelibatan masyarakat miskin dalam program pemerintah, serta bantuan modal usaha.

Dia mengatakan penilaian masyarakat tentang cara mengentaskan kemiskinan, secara garis besar berfokus pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia.

"Jadi semuanya berkaitan dengan peningkatan kapasitas, pemberdayaan ekonomi, bukan cash transfer, bukan dikaitkan dengan charity," ujarnya lagi.

Ia juga mengatakan, masyarakat turut memberikan penilaian terkait program utama untuk menyelesaikan pengangguran.

Dari hasil survei yang dilakukan menyatakan bahwa generasi muda menginginkan adanya penyediaan lapangan pekerjaan, sedangkan masyarakat yang berpenghasilan Rp 1 juta - Rp 7 juta meminta adanya pelatihan keterampilan dan pemberdayaan.

"Untuk gen Z dan milenial menyatakan bahwa penyediaan lapangan kerja, lalu nomor dua pelatihan keterampilan dan pemberdayaan. Kalau berdasarkan pendapatan menginginkan pelatihan itu nomor satu," katanya pula.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement