Rabu 21 Feb 2024 12:03 WIB

Pemilu Usai, Ini Sektor-Sektor yang Direkomendasikan Praktisi

Alasannya, proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) berpotensi besar dilanjutkan.

Pekerja berada didekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) usai pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2024 di Jakarta, Selasa (2/1/2024).
Foto: Republika/Prayogi
Pekerja berada didekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) usai pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2024 di Jakarta, Selasa (2/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat ekonomi keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee merekomendasikan saham perusahaan sektor infrastruktur bagi pelaku pasar usai Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Alasannya, proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) berpotensi besar dilanjutkan seiring dengan unggulnya pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 02 Prabowo-Gibran dalam hasil sementara real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebesar 58,77 persen dari 73,37 persen suara masuk per 21 Februari 2024 pukul 09.00 WIB.

Baca Juga

Kalau dari segi seusai Pemilu, maka Prabowo- Gibran melanjutkan IKN. Jadi emiten-emiten yang terkait dengan IKN itu cukup diuntungkan. Seperti emiten Adhi Karya (ADHI), PT PP (PTPP), ACES, kemudian grup APLN gitu ya," ujar Hans dilansir ANTARA di Jakarta, Rabu (21/2/2024).

Selain itu, ia merekomendasikan saham sektor barang konsumen primer setelah Pemilu, seiring akan adanya program makan siang dan susu gratis bagi ibu dan anak, dari pasangan calon (paslon) nomor urut 02. "Kemudian, grup-grup yang terkait dengan makan siang dan susu gratis gitu ya. Ada emiten yang relatif positif di saham susu," ujar Hans.

Selanjutnya, ia juga merekomendasikan saham perusahaan yang menjalankan kegiatan hilirisasi industri, termasuk perusahaan di bidang hilirisasi industri mineral. Emiten-emiten yang terkait hilirisasi, misalnya yang di pertambangan itu cukup positif, salah satunya nikel.

Selain Pemilu di dalam negeri, Ia mengingatkan pada tahun ini akan ada sentimen penurunan suku bunga acuan di tingkat global, khususnya dari bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve. Ia memperkirakan The Fed masih akan mempertahankan tingkat suku bunga acuannya dalam The Federal Open Market Committee (FOMC) terdekat pada 19- 20 Maret 2024 mendatang.

Namun, The Fed berpotensi memangkas tingkat suku bunga acuannya pada pertemuan 30 April-1 Mei 2024 atau 11-12 Juni 2024 mendatang, seiring dengan membaiknya tingkat inflasi di Negeri Paman Sam tersebut. "Market akan lebih rally lagi ketika Federal Reserve mulai menurunkan suku bunga. Jadi, kalau sekarang pasar cuma menantikan potensi penurunan tingkat suku bungu," ujar Hans.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement