Ahad 11 Feb 2024 18:02 WIB

El Nino Ganggu Jadwal Panen, Badan Pangan: Defisit Produksi Beras Capai 2,8 Juta Ton

Pemerintah mempercepat bongkar muat kapal di beberapa pelabuhan.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Pekerja mengakut beras Bulog di kompleks pergudangan modern Perum BULOG, Kelapa Gading, Jakarta, Sabtu (30/12/2023).
Foto: Republika/Prayogi
Pekerja mengakut beras Bulog di kompleks pergudangan modern Perum BULOG, Kelapa Gading, Jakarta, Sabtu (30/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyampaikan, fenomena El Nino telah mempengaruhi masa tanam dan jadwal panen di Indonesia. Kondisi ini membuat adanya defisit antara produksi petani dengan konsumsi sebanyak 2,8 juta ton pada Januari-Februari tahun ini.

 

Baca Juga

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menjelaskan, pemerintah mengupayakan berbagai langkah untuk bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Meski, menurutnya, saat ini masyarakat harus dihadapkan pada kenaikan harga beras.

"Kita memang perlu beras lebih banyak saat ini. Pemerintah menyeimbangkan kekurangan karena tidak adanya tanam akibat El Nino," kata Arief kepada Republika, Ahad (11/2/2024).

Arief menjelaskan saat ini pemerintah mempercepat bongkar muat kapal yang membawa beras impor di beberapa pelabuhan. Ada 500 ribu ton beras sisa kuota impor tahun 2023 yang sedang proses masuk ke Food Station.

 

"Saat ini beras komersial Bulog ada 200 ribu ton. Itu sudah termasuk 50 ribu ton yang sedang berjalan masuk ke PIBC," kata Arief.

Arief juga menambahkan pemerintah juga memperluas jangkauan beras SPHP baik ke pasar tradisional maupun gerai ritel modern sehingga masyarakat bisa mengakses beras murah.

"Kami terus menjaga keseimbangan antara impor dan produksi lokal. Saat ini CPP beras di Bulog kita jaga di atas 1,2 juta ton," tambah Arief.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement