Ahad 11 Feb 2024 16:45 WIB

Jelang Pemilu, Pertamina Pertebal Stok LPG di Pantura

Pertamina menambah stok 969 metrik ton (MT).

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ahmad Fikri Noor
Pekerja merapikan tabung gas LPG 3 kg di Jakarta, Rabu (3/1/2024).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pekerja merapikan tabung gas LPG 3 kg di Jakarta, Rabu (3/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus menambah pasokan LPG 3 kilogram pada tingkat agen dan pangkalan di kabupaten/kota wilayah Pantura Jatim dan Madura menjelang coblosan Pemilu 2024. Pertamina menambah stok 969 metrik ton (MT) atau sebesar 47,7 persen dari konsumsi normal harian yang sebesar 2.031 MT.

"Penebalan dilakukan guna menambah rasa aman dan nyaman masyarakat menjalankan pesta demokrasi dan potensi mobilitas masyarakat yang beraktivitas selama libur panjang akhir pekan," kata Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Jatimbalinus, Ahad Rahedi, Ahad (11/2/2024).

Baca Juga

Ahad melanjutkan, penambahan stok juga dilakukan untuk Kabupaten Bondowoso, Jember, dan Lumajang, dengan total 124 MT atau sebesar 8,1 persen dibanding konsumsi normal harian. Ia menjelaskan, penambahan pada kabupaten/kota tertentu di Jawa Timur dilakukan berdasarkan proyeksi kenaikan konsumsi dan pemantauan konsumsi beberapa pekan terakhir.

"Kabupaten/kota lainnya yang tidak ada penambahan stoknya dirasa cukup melihat tidak ada kenaikan konsumsi yang cukup berarti selama beberapa hari libur. Stok di agen dan pangkalan daerah tersebut juga dalam kondisi mampu memenuhi kebutuhan beberapa hari ke depan," ujar Ahad.

Ahad menegaskan, stok LPG di Jawa Timur dalam kondisi sangat aman. Ia menjelaskan, Jatim dinaungi oleh tiga storage LPG utama yakni Surabaya, Gresik, dan Banyuwangi. Total daya tampung ketiganya mencapai 15.372 metrik ton dengan konsumsi rata-rata harian sebesar 4.035 metrik ton.

Ahad menambahkan, untuk konsumsi BBM menjelang Pemilu, tidak ada kenaikan signifikan. Namun demikian, pihaknya tetap mempertebal stok untuk seluruh SPBU se-Jatimbalinus sebesar 2 persen untuk gasoline (bensin) dan 3 persen untuk Gasoil (diesel).

"Sebab, berdasarkan proyeksi kenaikan konsumsi tidak terlalu signifikan. Yakni hanya 0,9 persen untuk gasoline dan 1,3 persen untuk gasoil," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement