REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bloomberg mengabarkan Grab dan GoTo Group membuka kembali pembicaraan terkait rencana merger. Pembicaraan awal terkait hal tersebut diungkapkan sudah dilakukan sejak empat tahun yang lalu.
GoTo pun buka suara mengenai kabar tersebut. “Kami tidak dapat menanggapi rumor di pasar. Saat ini tidak ada diskusi terkait hal tersebut,” kata Head of Corporate Communications GoTo Sinta Setyaningsih kepada Republika, Ahad (11/2/2024).
Sebelumnya, sumber anonim Bloomberg menyebut GoTo dan Grab sedang membicarakan banyak pilihan. Satu skenario yang memungkinkan adalah Grab mengakuisisi GoTo menggunakan dana tunai, saham, atau keduanya.
Menurut sumber tersebut, GoTo sudah lebih terbuka terhadap kemungkinan merger setelah Patrick Walujo bertemu dengan CEO GoTo pada 2023. Jika terjadi, merger ini tersebut akan berpengaruh sangat signifikan pada dunia raid hailing dan pengiriman makanan di Asia Tenggara.
Dilansir Tech in Asia, Jumat (9/2/2024), alasan merger keduanya disinyalir karena sama-sama menghindari kerugian yang terus berlanjut karena saling berkompetisi satu sama lain. Pada akhir 2020, kedua perusahaan dilaporkan menyepakati beberapa bagian kerja sama potensial.
Hanya saja, Gojek memilih menikah dengan Tokopedia yang saat itu sedang ranum-ranumnya sebagai unicorn e-commerce dan menjadi GoTo Group.