Rabu 07 Feb 2024 18:16 WIB

Holding Ultra Mikro BRI Group, Keberpihakan BUMN pada Ekonomi Kerakyatan

Peran BUMN yang menjadi ujung tombak ekonomi kerakyatan di Indonesia.

Sinergi antara BRI, PNM dan Pegadaian menegaskan peran BUMN yang menjadi ujung tombak ekonomi kerakyatan di Indonesia.
Foto: BRI
Sinergi antara BRI, PNM dan Pegadaian menegaskan peran BUMN yang menjadi ujung tombak ekonomi kerakyatan di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak berdiri pada September 2021 lalu hingga saat ini, keberadaaan Holding Ultra Mikro berhasil membuka akses keuangan yang lebih luas dan meningkatkan kesejahteraan dan mendorong perekonomian nasional. Sinergi antara BRI, PNM dan Pegadaian menegaskan peran BUMN yang menjadi ujung tombak ekonomi kerakyatan di Indonesia.

Terkait dengan hal tersebut, Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa hingga akhir Desember 2023 jumlah nasabah holding ultra mikro tercatat mencapai 37 juta peminjam. “Keberhasilan BRI Group mengintegrasikan nasabah di segmen ultra mikro tersebut berdampak terhadap penurunan jumlah nasabah yang belum mendapatkan akses keuangan formal,” katanya.

Baca Juga

Sunarso juga menambahkan komitmen Holding UMi sesuai dengan upaya untuk menciptakan kesetaraan gender dan pencapaian Sustainable Development Goals (SDG). “Hal ini merupakan bentuk wujud BRI dalam melakukan pemberdayaan kepada wanita prasejahtera (underprivileged women) dan menguatkan komitmen BRI untuk mendukung pencapaian SDGs khususnya yang terkait dengan kesetaraan gender,” kata Sunarso.

photo
Sinergi antara BRI, PNM dan Pegadaian menegaskan peran BUMN yang menjadi ujung tombak ekonomi kerakyatan di Indonesia. - (BRI)

Dari sisi BRI sendiri, keberadaan Holding Ultra Mikro merupakan sumber pertumbuhan baru di masa mendatang. “Kalau sekarang BRI tumbuh kreditnya 11,2 persen, kemudian BRI ingin tetap tumbuh agresif di 2024, yakni 11-12 persen. Strateginya, BRI akan tetap fokus di UMKM, kami sudah canangkan Go Smaller, yakni masuk ke segmen ultra mikro. Oleh karena itu Holding UMi juga kami jadikan sumber pertumbuhan baru,” jelas Sunarso. 

Hingga akhir Desember 2023, BRI berhasil mendorong penyaluran kredit tumbuh 11,2 persen yoy menjadi Rp 1.266,4 triliun. Pencapaian ini tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit industri perbankan nasional yang sebesar 10,4 persen yoy di sepanjang tahun 2023.

Apabila dirinci, seluruh segmen pinjaman BRI tercatat tumbuh positif, segmen mikro tercatat tumbuh 10,9 persen yoy menjadi Rp 611,2 triliun, segmen konsumer tumbuh 13,4 persen yoy menjadi Rp 190,0 triliun, segmen kecil dan menengah tumbuh 8,6 persen yoy menjadi Rp 267,5 triliun dan segmen korporasi tumbuh 13,8 persen yoy menjadi Rp 197,7 triliun. Apabila ditotal, portofolio kredit UMKM BRI mencapai 84,4 persen dari total penyaluran kredit BRI atau setara Rp 1.068,7 triliun.

“Ini adalah bukti nyata bahwa perusahaan BUMN yang memiliki fungsi agent of development dan value creator dapat secara simultan menjalankan peran economic dan social value secara bersamaan,” kata Sunarso.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement