Rabu 07 Feb 2024 15:16 WIB

Kredit Perbankan Riau Tumbuh 8,50 Persen pada 2023

Kredit yang terbesar masih ke pasar konsumtif yaitu senilai Rp 35,30 triliun.

 Karyawan berada di kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta, Senin (13/4).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Karyawan berada di kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta, Senin (13/4).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Riau melaporkan, realisasi kredit perbankan di Riau mengalami pertumbuhan sebesar 8,50 persen (yoy) menjadi Rp 93,52 triliun per Desember 2023, dibandingkan dengan periode yang sama 2022 yang sebesar Rp 86,20 triliun.

Pelaksana Tugas Kepala OJK Riau Endang Nuryadin, Rabu (7/2/2024), menyebutkan, industri perbankan di daerah itu berhasil menunjukkan kinerja positif, salah satunya dari sisi kinerja kredit. Tren pertumbuhan kredit pada empat tahun terakhir di Riau bagus dan tiap tahun besaran kredit di perbankan Riau mengalami pertumbuhan.

Baca Juga

"Kredit perbankan Riau per Desember 2020 tercatat sebesar Rp 73,34 triliun. Pada Desember 2021 tercatat tumbuh sebesar 7,31 persen (yoy) menjadi Rp 78,70 triliun," kata Endang.

Pada Desember 2022, katanya, kredit perbankan Riau tumbuh sebesar 9,52 persen (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya menjadi sebesar Rp 86,20 triliun. Endang menjelaskan, untuk kredit sektor ekonomi terbesar adalah rumah tangga sebesar Rp 34,18 triliun, pertanian sebesar Rp 25,36 triliun, dan perdagangan sebesar Rp 13,41 triliun.

Untuk kinerja penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), industri perbankan di Riau juga mengalami pertumbuhan meski tipis yaitu sebesar 2,88 persen dari posisi Rp 116,14 triliun di akhir 2022 menjadi Rp 119,49 triliun di akhir 2023. Selanjutnya, dari sisi sektoral, penyaluran kredit perbankan di Riau sepanjang 2023 didominasi tiga sektor utama yakni rumah tangga senilai Rp 34,18 triliun, disusul pertanian dan perkebunan Rp 25,36 triliun, serta perdagangan senilai Rp 13,14 triliun.

"Kalau dari sisi penggunaannya, kredit yang terbesar masih ke pasar konsumtif yaitu senilai Rp 35,30 triliun, disusul investasi Rp 29,27 triliun, dan modal kerja Rp 28,96 triliun," ungkapnya.

 

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement