REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan bahwa realisasi subsidi listrik sepanjang 2023 mencapai Rp 67,42 triliun atau 66.854,54 gigawatt hour (GWh).
"Target pada 2023 sebesar 73.608,75 GWh atau Rp 70,49 triliun," ujar Koordinator Perlindungan Konsumen dan Usaha Ketenagalistrikan Direktorat Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM Ainul Wafa, di Ambon, Maluku, Selasa, dalam sosialisasi Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) di wilayah Maluku.
Ia menjelaskan bahwa subsidi listrik diberikan kepada golongan pelanggan 450 VA dan 900 VA. Sementara untuk golongan pelanggan daya 900 VA sendiri dibagi menjadi dua golongan, yaitu rumah tangga tidak mampu dan golongan rumah tangga mampu.
Dia melanjutkan bahwa untuk menjamin ketersediaan subsidi listrik pada 2024 pihaknya telah memiliki langkah jitu, agar subsidi listrik 2024 dapat berjalan tepat sasaran.
"Kementerian sudah punya data nama, alamat, bentuk rumah, hingga kelayakan untuk penerima subsidi itu sendiri," kata dia lagi.
Pasalnya, ujar dia, pada 2024 pemerintah menargetkan subsidi listrik sebesar 68,31 TWh atau Rp73,58 triliun. Namun diperkirakan realisasinya sepanjang 2024 hanya akan tembus Rp70 triliun.
"Jadi intinya di 2024 masih kita berikan ruang untuk subsidi sekitar Rp73 triliun mungkin realisasinya di angka Rp70 triliun," ujarnya lagi.
Ia juga mencatat, jumlah pelanggan listrik terjadi peningkatan, dari target yang dibidik sebesar 83,2 juta pelanggan, realisasinya mencapai 88,4 juta pelanggan, atau 7 persen melebihi target. Sedangkan untuk konsumsi listrik dari target 1.336 kWh/kapita, realisasinya naik tipis di angka 1.337 kWh/kapita.