Selasa 23 Jan 2024 03:30 WIB

Dampak Pemilu Bisa Positif ke Pasar Finansial, Asalkan...

Jika kondusif, maka pemilu akan berdampak netral-positif ke pasar finansial.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Fuji Pratiwi
Para pasangan Capres-cawapres peserta Pemilu 2024 usai Debat Keempat Pilpres 2024 di Jakarta, Ahad (21/1/2024).
Foto: Republika/Prayogi
Para pasangan Capres-cawapres peserta Pemilu 2024 usai Debat Keempat Pilpres 2024 di Jakarta, Ahad (21/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) memperkirakan aktivitas ekonomi akan meningkat pada masa pemilihan umum (pemilu).

Meskipun begitu, Chief Economist and Investment Strategist MAMI Katarina Setiawan mengatakan, pemilu bisa berdampak positif dengan asumsi harus berjalan kondusif. "Jika kondusif, maka pemilu akan berdampak netral-positif terhadap pasar finansial Indoesia," kata Katarina.

Baca Juga

Secara historis, Katarina menuturkan periode pemilu sebelumnya pada 2004, 2009, 2014, dan 2019, pasar finansial Indonesia menunjukkan pergerakan positif. Khususnya pada 6-12 bulan sebelum dan setelah pemilu.

Dia mengungkapkan, aktivitas ekonomi diperkirakan akan meningkat karena tertopang belanja Pemilu dan meningkatnya belanja pemerintah. Hal itu seperti terlihat pada Desember 2023.

"Pada akhir 2023 tersebut belanja pemerintah naik ke Rp 616 triliun, jauh di atas Rp 270 triliun pada bulan sebelumnya," ujar Katarina.

Dia menilai, angka tersebut juga merupakan belanja bulanan pemerintah yang jauh di atas rata-rata Desember 2023 yang jumlahnya sekitar Rp 350 triliun. Aktivitas belanja modal korporasi juga diperkirakan berangsur normal setelah pemilu.

Pemilu yang kondusif perlu dijaga sebab saat ini sudah memasuki tercapainya puncak suku bunga dan kebijakan moneter yang lebih akomodatif. Selain itu juga nilai tukar dolar AS yang termoderasi tahun ini akan membuat investor asing lebih berminat untuk masuk ke pasar-pasar negara berkembang.

"Itu merupakan katalis yang kuat bagi pasar finansial Indonesia," ucap Katarina.

Dia menambahkan, hal tersebut sudah mulai terlihat dengan masuknya arus modal asing sejak dua bulan terakhir. Katarina menyebut, Indonesia membukukan arus dana asing selama delapan dari sembilan minggu terakhir, dengan jumlah paling tinggi di ASEAN. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement