REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Institute For Development of Economics and Finance (Indef) menilai debat calon wakil presiden (cawapres) belum optimal dalam menggali rencana dan strategi kandidat dalam pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam (SDA), lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa di Jakarta.
Kepala Pusat Digital dan UMKM Indef, Eisha Maghfiruha Rachbini mengatakan sejatinya banyak hal substantif yang seharusnya bisa dibahas mendalam dalam debat cawapres semalam.
"Namun tenggelam dengan pertanyaan dan respons nonsubstantif," ujar Eisha saat dihubungi Republika di Jakarta, Senin (22/1/2024).
Eisha mengambil contoh untuk kebijakan rendah karbon yang tidak terjawab dengan eksplisit apa yang akan dilakukan oleh para kandidat. Menurut Eisha, hal ini menggambarkan rendahnya komitmen para kandidat dalam upaya mencapai target net zero emission (NZE).
Eisha juga menyoroti isu hilirisasi yang selalu dibahas dalam setiap debat. Eisha menyampaikan belum ada penjelasan yang detail mengenai strategi kandidat dalam melakukan hilirisasi yang berkelanjutan dengan tidak abai pada aspek lingkungan.
"Belum ada langkah atau strategi yang jelas bagaimana mencapai target hilirisasi meningkatkan nilai tambah dari SDA, namun juga memastikan berjalan secara environmental friendly," kata Eisha.