REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Situasi di Laut Merah yang terus memanas dengan adanya konflik kelompok Houthi Yaman dengan pasukan Amerika Serikat dan Inggris akan berdampak pada gangguan pasokan minyak dan gas ke Eropa dan Asia. Kondisi ini dinilai akan menyebabkan harga energi naik, termasuk di Indonesia.
"Selama terjadi perang dengan Houthi, gangguan pasokan migas ke Eropa dan Asia bisa terganggu dan menyebabkan harga energi naik," ujar pengamat ekonomi Piter Abdullah Redjalam kepada Republika, Ahad (14/1/2023).
Namun demikian, Piter memperkirakan kondisi ini tidak akan berjalan lama. Secara umum, ia menilai serangan AS-Inggris ke Yaman ini memang memiliki dampak pada perekonomian Indonesia. Akan tetapi menurutnya, tidak besar.
"Karena, hubungan perdagangan Indonesia lebih besar ke Asia Timur, ke China, Jepang, Korea Selatan, ketimbang ke Eropa," ujar Piter.
Oleh karena itu, sebagian perdagangan ke Eropa yang mungkin terdampak oleh konflik di Timur Tengah. Selain itu, kata dia, serangan ke Houthi justru bisa mengamankan jalur perdagangan di Timur tengah.
"Jadi dampaknya bisa singkat. Justru ke depannya bisa memperbaiki perdagangan global," katanya.
Militer AS dan Inggris melancarkan serangan rudal yang menyasar kelompok Houthi Yaman pada Jumat pagi. Gempuran itu merupakan balasan atas serangan-serangan Houthi terhadap kapal-kapal dagang yang dianggap memiliki keterkaitan dengan Israel di Laut Merah. Situasi ini pun membuat jalur perdagangan di Perairan Laut Merah terganggu.