Jumat 12 Jan 2024 18:10 WIB

Tesla Setop Produksi karena Serangan Militan Houthi di Laut Merah

Produsen mobil Cina Geely juga berpotensi mengalami gangguan produksi.

Pemandangan Gigafactory Tesla Berlin-Brandenburg, pabrik mobil listrik di Gruenheide, Jerman 18 Juli 2023. Tesla akan menghentikan sementara pabriknya di Berlin.
Foto: REUTERS
Pemandangan Gigafactory Tesla Berlin-Brandenburg, pabrik mobil listrik di Gruenheide, Jerman 18 Juli 2023. Tesla akan menghentikan sementara pabriknya di Berlin.

REPUBLIKA.CO.ID,BERLIN -- Tesla akan menangguhkan sebagian besar produksi mobil di pabriknya dekat Berlin, Jerman, mulai 29 Januari hingga 11 Februari. Menurut Tesla, Kamis (11/1/2024), penghentian itu karena kurangnya komponen akibat pergeseran rute transportasi setelah terjadi serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah.

Penghentian sebagian produksi tersebut menggambarkan krisis di Laut Merah, yang dipicu serangan militan Houthi terhadap kapal-kapal yang melintas sebagai bentuk solidaritas terhadap pejuangan Palestina melawan penjajah Israel di Gaza, telah memukul perekonomian terbesar di Eropa.

Baca Juga

Produsen kendaraan listrik Amerika Serikat ini adalah perusahaan pertama yang mengungkapkan gangguan produksi akibat masalah di Laut Merah tersebut. Banyak perusahaan termasuk Geely, produsen mobil terbesar kedua di Cina berdasarkan penjualan, dan perusahaan perabot rumah tangga Swedia, Ikea, telah memperingatkan penundaan pengiriman.

“Konflik bersenjata di Laut Merah dan pergeseran rute transportasi antara Eropa dan Asia melalui Tanjung Harapan juga berdampak pada produksi di Gruenheide,” kata Tesla dalam sebuah pernyataan. 

“Waktu transportasi yang jauh lebih lama menciptakan kesenjangan dalam rantai pasokan.”

Para analis memperkirakan produsen mobil lain juga akan terkena dampak konflik Laut Merah “Mengandalkan begitu banyak komponen utama dari Asia, dan khususnya Cina, berpotensi menjadi titik lemah dalam rantai pasokan produsen mobil mana pun. Tesla sangat bergantung pada China untuk komponen baterai, yang perlu diangkut ke Eropa melalui Laut Merah,” kata Sam Fiorani, wakil presiden di AutoForecast Solutions yang melacak rantai pasokan dan produksi otomotif. 

“Tidak dapat dipercaya bahwa mereka sendirian, hanya mereka yang pertama kali merefleksikan masalah ini,” katanya.

Gangguan ini menambah tekanan pada Tesla pada saat Tesla juga sedang berjuang dalam perselisihan perburuhan dengan serikat pekerja Swedia IF Metall mengenai penandatanganan perjanjian perundingan bersama, yang memicu aksi mogok dari sejumlah serikat pekerja di seluruh wilayah Nordik.

Pekerja yang berserikat di Hydro Extrusions, anak perusahaan perusahaan aluminium dan energi Norwegia Hydro, berhenti mengerjakan komponen untuk produk mobil Tesla pada 24 November. Para pekerja tersebut adalah anggota IF Metall.

Tesla belum menanggapi permintaan komentar mengenai apakah pemogokan Hydro Extrusions mempengaruhi produksi.

Perusahaan tersebut mengatakan dalam pernyataannya pada hari Kamis bahwa produksi akan dilanjutkan secara penuh pada 12 Februari. Perusahaan tidak menanggapi permintaan untuk perincian lebih lanjut mengenai komponen mana yang hilang atau bagaimana perusahaan akan memulihkan produksi pada saat itu.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement