Jumat 05 Jan 2024 19:30 WIB

Bukan Indonesia, Ini Negara ASEAN yang Dinilai Paling Siap Pakai Kendaraan Listrik

Singapura, kesadaran masyarakat dan infrastruktur EV lebih berkembang.

Kendaraan listrik BYD Seal dipajang di sebelah ruang makan di kafe dan dealer mobil BYD By 1826 di Singapura 7 September 2023.
Foto: Reuters
Kendaraan listrik BYD Seal dipajang di sebelah ruang makan di kafe dan dealer mobil BYD By 1826 di Singapura 7 September 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Secara umum, Studi EY-Parthenon menunjukkan, Singapura menjadi negara dengan kesiapan adopsi kendaraan listrik yang tertinggi.

Sebab di Singapura, kesadaran meningkat dan penerimaan pasar terhadap kendaraan listrik, jaringan pengisian daya yang berkembang dan basis yang semakin besar untuk riset dan pengembangan kendaraan listrik. Plus, dukungan kuat dari pemerintah melalui kebijakan dan insentif untuk memfasilitasi kesiapan infrastruktur. Kesiapan tersebut diikuti oleh Thailand, Indonesia, Vietnam, Malaysia, dan Filipina. 

Baca Juga

EY-Parthenon Partner, Industrial and Value Creation at Ernst & Young Solutions LLP, Susana Utama, mengatakan, meskipun negara-negara ASEAN-6 sebelumnya lambat dalam mengadopsi kendaraan listrik, kekhawatiran masyarakat terhadap perubahan iklim yang saat ini terjadi, mendorong pergeseran pesat dalam kebijakan dan sikap konsumen terhadap kendaraan listrik. "Insentif keuangan untuk meningkatkan keterjangkauan kendaraan listrik telah semakin luas diaplikasikan pada negara ASEAN-6," kata Susana.

Lalu ada pula program-program nasional dan kebijakan untuk meningkatkan keberlanjutan dan derkabonisasi infrastruktur transportasi dan energi. Hal ini membantu mendorong sentimen konsumen dan adopsi kendaraan listrik. 

Saat ini, di pasar ASEAN-6, kendaraan roda dua atau tiga merupakan kendaraan yang paling cepat menerima listrik karena sepeda listrik, skuter, dan sepeda motor listrik. Sebab, kendaraan listrik roda dua relatif terjangkau dan kurang bergantung pada infrastruktur pengisian daya khusus. "Seiring dengan semakin mapannya konsumen di kawasan ini, penjualan mobil penumpang listrik akan cenderung berkembang menjadi lebih dominan," kata Susana.

Menurut studi tersebut, volume penjualan kendaraan listrik di enam pasar Asia Tenggara diperkirakan akan mencapai sekitar 8,5 juta unit pada 2035. Dari ASEAN-6, Indonesia diharapkan menjadi negara dengan pertumbuhan terbesar, dengan perkiraan volume penjualan tahunan sekitar 4,5 juta unit dan nilai penjualan sebesar 26 miliar–30 miliar dolar AS pada tahun 2035.

Diikuti oleh Thailand dengan perkiraan volume penjualan sekitar 2,5 juta unit dan nilai penjualan sebesar 35 miliar-42 miliar dolar AS. Lalu Vietnam, perkiraan volume penjualan sekitar 1 juta unit dan nilai penjualan sebesar 6 miliar-9 miliar dolar AS, Filipina dimana perkiraan volume penjualan sekitar 750 ribu unit dan nilai penjualan sebesar 7 miliar–11 miliar dolar AS.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement