REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai, pemilihan presiden (Pilpres) lebih baik jika dilakukan satu putaran. Itu karena, dapat memengaruhi investasi.
Ekonom Senior Indef Aviliani mengatakan, realisasi investasi akan lebih baik pula setelah Februari, karena selama pilpres, para investor masih menunggu dan melihat atau wait and see. Seperti diketahui pilpres rencananya digelar pada 14 Februari 2024 mendatang.
"Investor terutama sektor riil, mereka mau investasi sekarang mereka belum tahu siapa presidennya. Policy-nya seperti apa, sehingga mungkin kalau satu putaran, setelah Februari mulai bagus lagi (investasi)," ujarnya dalam Diskusi Publik Ekonom Perempuan Indef yang diadakan secara virtual, Kamis (28/12/2023).
Ia melanjutkan, jika pilpres digelar dua putaran, investor akan lebih lama wait and see. Maka menurutnya, perekonomian tahun depan belum tentu lebih baik dibandingkan 2023.
"Ini juga yang membuat kenapa 2024 belum tentu lebih baik dari 2023. Itu karena, kita juga ada tahun pemilu," tuturnya.
Aviliani pun mengingatkan agar para calon presiden (capres) tidak membuat kegaduhan. Tujuannya supaya investor tetap menempatkan investasinya di dalam negeri dan tidak kabur ke negara lain.
Dirinya mengatakan, jika investor tidak jadi menanamkan modal di Tanah Air, dampaknya akan menyulitkan bangsa dan negara ini. Maka ia berharap, pemilu dan pilpres tahun depan berlangsung damai.