REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog ingin meningkatkan kontribusi dalam program Mari Kita Majukan Usaha Rakyat (Makmur). Program yang diluncurkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pada 2021 merupakan ekosistem pertanian terintegrasi yang menghubungkan petani dengan BUMN.
"Ke depan, intervensi ini perlu dilanjutkan, harus lebih. Bulog selama ini terlibat contract farming dalam program Makmur sebagai offtaker (pembeli)," ujar Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi saat Ngobrol Bareng Bulog bertajuk "Melewati 2023, Menghadapi 2024" di Bulog University, Jakarta, Kamis (21/12/2023).
Bayu mengatakan program Makmur menjadi bukti konkret intervensi pemerintah dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani. Bayu optimistis program ini dapat menjadi terobosan dalam mewujudkan ketahanan pangan Indonesia di masa yang akan datang.
"Selama ini Bulog sedikit terlibat, ke depan ingin memperbesar keterlibatan, sekarang baru 10 ribu ton, ke depan ingin 100 ribu ton atau lebih," ucap Bayu.
Tak sekadar menyerap hasil produksi petani, Bayu mengatakan Bulog juga mendorong akselerasi pemanfaatan teknologi dalam program Makmur. Hal ini bertujuan meningkatkan produktivitas petani.
"Kita ingin ada nilai tambah dari produktivitas para petani," sambung Bayu.
Bayu menyampaikan Bulog juga akan melakukan percepatan dalam pemantauan perkembangan tanaman. Dengan begitu, Bulog dapat memiliki proyeksi lebih dini mengenai stok pangan yang akan diserap.
"Kita juga terus optimalisasi fasilitas seperti gudang, penggilingan padi modern, dan cadangan beras yang ada di masyarakat. 2024, interaksi Bulog diharapkan lebih intensif," kata Bayu.