Selasa 19 Dec 2023 01:29 WIB

Kementan Optimistis Domba Batur Dongkrak Kesejahteraan Peternak

Peluang perluasan pasar komoditas domba/kambing di pasar global masih terbuka luas.

Domba (ilustrasi)
Domba (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program Upland Project Kementerian Pertanian optimistis komoditas domba batur bisa mendongkrak kesejahteraan kelompok peternak yang mengembangkan komoditas tersebut karena pasar internasional yang terbuka luas.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Jakarta, Senin, mengatakan saat ini pemerintah terus berupaya meningkatkan ekspor berbagai komoditas strategis pertanian, termasuk komoditas peternakan. Kebijakan Kementan untuk mewujudkan Indonesia pada tahun 2045 menjadi lumbung pangan di dunia sedikit demi sedikit telah dapat dibuktikan.

Baca Juga

"Peluang perluasan pasar untuk komoditas domba/kambing di pasar global masih sangat terbuka luas. Selain karena kondisi surplus produksi, juga karena domba batur Indonesia memiliki kualitas yang dilirik pasar internasional," ujar Amran dalam keterangan tertulis.

Dia menilai peluang itu menjadi kabar menggembirakan para peternak domba batur karena harga setiap kilogram daging bisa dua kali lipat dari harga daging domba biasa. Para peternak di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, juga turut bergembira mendapatkan kabar tersebut lantaran, domba batur kini telah memiliki sertifikasi domba layak ekspor.

Salah satu anggota kelompok tani di Banjarnegara Ahmad Sayfullah mengaku senang dengan pengembangan potensi hewani oleh Upland Project Kementerian Pertanian. Setelah menjalin kerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University dengan melakukan adaptive research antara domba batur dengan domba dorper asal Australia hasilnya memuaskan.

Hasilnya melampaui ekspektasi, domba hasil proses persilangan memiliki berkualitas tinggi sebanding dengan daging wagyu. Para petani yang tergabung dalam kelompok korporasi petani akan terus meningkatkan produktivitas untuk mencapai hasil yang tinggi.

"Dengan hasil daging premium itu sebenarnya sudah jelas kita itu bisa mempunyai cita-cita kalo kita bisa menjual daging premium ke luar negeri. Ya kalau di luar negeri ada daging sapi yang wagyu kita juga punya domba premium kita akan jadikan wagyu dan harga jualnya kalau buat petani-petani seperti saya ya mungkin akan lebih tinggi lagi," kata Sayfullah.

Hasil laboratorium menunjukkan kualitas premium dapat dilihat dari kandungan gizi dan nutrisi kolesterol yang rendah, asam tak jenuh yang tinggi, aroma prengus yang rendah, bobot potong, keempukan daging dan pangan fungsional dengan kandungan mineral yang baik.

Selain kualitas tinggi pada daging, harga jual daging domba batur hasil persilangan dengan dorper sangat tinggi. Harga jual dalam seperempat kilogram daging yang sudah diolah bisa mencapai Rp 300 ribu.

"Dari harganya tinggi yang premium. Kita kan bukan kiloan ya, tapi kita sudah kemasan, kemasannya kita lewat vakum ada yang kita jadiin steak itu dari Rp 300 ribu paling cuma seperempat kilo," jelasnya.

Saat ini di kandang korporasi kelompok tani terdapat 92 ekor induknya dan empat ekor pejantan tersebut dikelola oleh 120 anggota yang terbagi menjadi enam kelompok dan 14 orang pengurus.

Potensi besar itu menjadi kabar gembira bagi petani dan peternak kelompok untuk meningkatkan produksi. Dia berkeyakinan akan terjadi peningkatan kesejahteraan petani jika berhasil meningkatkan potensi domba batur tersebut.

Kabar semakin gembira setelah Upland Project Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana (PSP) Kementerian Pertanian berhasil menjalin kerjasama lima produk komoditas pertanian dengan Islamic Chef Cullinary Indonesia (ICCI) pada ajang Trade Expo Indonesia ke-38. Kesepakatan kerja sama itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU).

Upland merupakan program pemberdayaan petani dengan memegang konsep integrasi antara sektor hulu (on farm) dan pasca panen (off farm) yang merupakan kerja sama dengan Islamic Development Bank (IsDB) dan International Fund For Agricultural Development (IFAD).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement