Jumat 15 Dec 2023 21:11 WIB

Pasar Kripto Menghijau, Analis Reku: Belum Telat Berinvestasi Kripto

Investor kripto diminta tetap bijak berinvestasi dan terus tingkatkan pemahaman.

Aset kripto (ilustrasi)
Foto: Pixabay
Aset kripto (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar kripto cenderung menghijau setelah Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed), memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 5,25–5,50 persen. Keputusan ini disahkan pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pekan ini.

Pasca keputusan tersebut, pasar kripto secara serentak terapresiasi. Bitcoin dan Ethereum mengalami kenaikan sekitar satu persen mendorong Bitcoin menembus level 42.200 dolar AS dan Ethereum di level 2.230 dolar AS.

Baca Juga

Crypto Analyst Reku Fahmi Almuttaqin mengatakan, keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga sesuai dengan prediksi para ekonom dan pelaku pasar. Sebelumnya, CMEgroup FedWatch juga melaporkan probabilitas dari 98,69 persen suku bunga The Fed akan tetap dipertahankan.

"Langkah The Fed ini cukup memberikan dampak positif ke pasar kripto. Secara umum kapitalisasi pasar kripto telah meningkat sebanyak 10 persen sejak keputusan The Fed mempertahankan suku bunga," ungkap Fahmi.

Fahmi melanjutkan, potensi The Fed untuk masih mempertahankan suku bunga di awal tahun depan juga cukup terbuka. Berkaca pada data-data perekonomian yang dirilis pada Desember ini, perekonomian AS pada kuartal IV sepertinya akan melemah. Ini tergambar dari terlihat mulai melemahnya pasar tenaga kerja yang biasanya cukup resilien terlepas dari situasi bunga tinggi yang ada.

Meskipun inflasi November masih di angka 3,1 persen year on year dan inflasi inti masih di angka empat persen, yang mana masih belum mencapai target di dua persen pelemahan ekonomi yang terjadi dapat menjadi faktor penghambat The Fed untuk menaikkan suku bunga. Sehingga, terdapat potensi The Fed akan kembali mempertahankan suku bunga pada pertemuan FOMC 30-31 Januari mendatang.

"Namun, kita masih perlu memantau perkembangan kondisi ekonomi lebih lanjut dalam satu setengah bulan ke depan," imbuh Fahmi.

Selain potensi kembali dipertahankannya suku bunga tahun depan, optimisme investor terhadap potensi akan disetujuinya ETF Bitcoin Spot turut memberikan sentimen bullish terhadap pasar kripto. Pada 5-10 Januari 2024 mendatang, SEC akan melangsungkan pertemuan untuk membahas persetujuan ETF Bitcoin Spot yang diajukan bersama oleh Ark Invest dan 21Shares, beberapa perusahaan investasi terkemuka di Amerika Serikat. Ini akan menjadi batas final SEC untuk menyetujui atau menolak ETF Bitcoin Spot Ark Invest dan 21Shares tersebut, sehingga berbeda dibandingkan deadline-deadline sebelumnya.

Apabila kedua pengajuan ETF ini disetujui oleh SEC, maka Januari bisa berpotensi menjadi bulan yang akan sangat positif bagi pasar kripto. Terlebih, pada tanggal 14-17 Januari 2024 juga terdapat deadline ketiga untuk persetujuan ETF yang diajukan oleh Bitwise, VanEck, Wisdomtree, Invesco & Galaxy, Fidelity, BlackRock, dan Valkyrie.

Merespon kondisi tersebut, Fahmi menjelaskan belum telat untuk berinvestasi kripto karena peluang bullish masih sangat terbuka ke depannya. "Disetujuinya ETF dapat semakin meningkatkan legitimasi aset kripto dan membuatnya lebih mudah diakses oleh investor institusi di Amerika Serikat," kata dia.

Ini berpotensi mendorong pertumbuhan industri kripto lebih lanjut. Terlebih, apabila nanti situasi suku bunga tinggi turut berangsur mereda seiring dengan menurunnya inflasi. Potensi aliran dana investasi yang massive akan bermuara di aset kripto dapat semakin meningkat.

Namun, Fahmi juga mengingatkan masyarakat untuk tetap bijak sebelum berinvestasi. Kunci utama dalam berinvestasi adalah terus meningkatkan pemahaman yang lebih baik. Termasuk dalam aset kripto, carilah sumber-sumber yang akurat dan mudah dipahami untuk meningkatkan pemahaman.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement