Rabu 06 Dec 2023 13:00 WIB

Fitur Baru PaDi UMKM Sediakan Modal Usaha Hingga Rp 2 Miliar

Pendanaan modal usaha kerap menjadi masalah utama bagi para pelaku usaha UMKM.

Rep: Muhamad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Pengunjung memilih produk fesyen muslim pada Hijab Expo Indonesia (HEI) 2023 di Trans Studio Mall (TSM), Bandung, Jawa Barat, Selasa (5/12/2023). Hijab Expo Indonesia tersebut berlangsung hingga 10 Desember mendatang dan melibatkan puluhan jenama dan pelaku UMKM fesyen muslim. Acara tersebut sebagai upaya promosi serta mendukung peningkatan produk dalam negeri khususnya fesyen muslim.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Pengunjung memilih produk fesyen muslim pada Hijab Expo Indonesia (HEI) 2023 di Trans Studio Mall (TSM), Bandung, Jawa Barat, Selasa (5/12/2023). Hijab Expo Indonesia tersebut berlangsung hingga 10 Desember mendatang dan melibatkan puluhan jenama dan pelaku UMKM fesyen muslim. Acara tersebut sebagai upaya promosi serta mendukung peningkatan produk dalam negeri khususnya fesyen muslim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umbrella brand untuk produk dan layanan digital, Leap-Telkom Digital (Leap) menghadirkan fitur baru pada platform pasar digital (PaDi) UMKM yaitu Pre-Order (PO) Financing sebagai solusi bagi UMKM untuk mendapatkan dana segar hingga Rp 2 miliar. Direktur Digital Business Telkom Muhamad Fajrin Rasyid mengatakan hal ini merupakan upaya Telkom mengakomodasi permintaan dan kebutuhan pendanaan UMKM di Indonesia.

"Pendanaan modal usaha kerap menjadi masalah utama bagi para pelaku usaha UMKM," ujar Fajrin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (6/12/2023).

Baca Juga

Fajrin menyampaikan lembaga konsultan EY Parthenon Indonesia memproyeksikan total kebutuhan pembiayaan UMKM nasional pada 2026 akan mencapai Rp 4.300 triliun. Fajrin mengatakan kehadiran fitur PO Financing merupakan hasil kolaborasi PaDi UMKM dengan Investree, salah satu platform fintech-marketplace lending ternama di Indonesia.

"Fitur PO Financing menjadi solusi bagi pelaku UMKM untuk mendapatkan pinjaman produktif hanya dengan dokumen pre-order aktif," ucap Fajrin.

Melalui PaDi UMKM, lanjut Fajrin, Telkom ingin membantu UMKM di Indonesia naik kelas dengan menjangkau pasar-pasar baru, menjembatani UMKM bertransaksi dengan BUMN, serta memberikan solusi permodalan yang mudah. Fajrin menyampaikan pelaku usaha dapat memperoleh pinjaman produktif hingga Rp 2 miliar dengan masa tenor 7-90 hari. 

"Fitur ini menunjukkan komitmen PaDi UMKM dalam mendukung pelaku UMKM untuk terus eksis dan produktif di pasar digital," sambung Fajrin. 

Fajrin menjelaskan kemudahan mendapatkan pinjaman tersebut lantaran  hanya dengan menunjukkan nomor PO yang sudah tercatat di PaDi UMKM dan dapat dikembalikan saat pesanan yang diprosesnya terbayar. Sebelumnya, ucap Fajrin, PaDi UMKM juga telah menyediakan solusi permodalan melalui fitur Invoice Financing yang sangat membantu UMKM dalam menjalankan bisnis yang berkaitan dengan sistem pembayaran tempo. 

"Melalui fitur ini pelaku usaha dapat mengajukan pinjaman produktif di fitur Invoice Financing cukup dengan invoice aktif yang belum jatuh tempo," lanjut Fajrin. 

Hingga saat ini, Fajrin katakan, tercatat sudah lebih dari 2.200 pengajuan permodalan di fitur Invoice Financing PaDi UMKM, dengan total dana yang disalurkan kepada pelaku UMKM lebih dari Rp 68 miliar. Hal ini membuktikan pinjaman tersebut sangat ramah bagi pelaku usaha, karena dapat terus produktif sembari menunggu pembayaran pesanan yang sedang diproses, dengan bunga yang dikenakan hanya 1-1,5 persen per bulan sehingga tidak akan membebani pelaku usaha. 

"Pengajuannya pun cukup mudah, tidak perlu menggunakan jaminan, cukup dengan menunjukkan invoice aktif yang tercetak di platform PaDi UMKM," ujar Fajrin. 

Fajrin mengatakan UMKM merupakan salah satu penopang utama perekonomian bangsa. Berbagai solusi yang diberikan oleh PaDi UMKM sebagai platform unggulan dari Leap Telkom Digital, bertujuan menyejahterakan UMKM sehingga memberikan stimulus positif bagi ekonomi Indonesia. 

"Gross Merchandise Value (GMV) PaDi UMKM sepanjang tahun ini sudah lebih dari Rp 4,4 triliun," kata Fajrin. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement