Selasa 05 Dec 2023 22:26 WIB

Di Forum COP28, KLHK Resmikan Dokumen Rencana Operasional Zero Waste Indonesia

Peluncuran ini sekaligus menetapkan peta jalan untuk mencapai zero waste pada 2040

Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3  Kementerian Lingkungan HIdup dan Kehutanan (PSLB3-KLHK), Rosa Vivien Ratnawati  melakukan soft launching Dokumen Rencana Operasional Zero Waste, Zero Emission Indonesia 2050, yang merupakan bentuk komitmen Indonesia terhadap masa depan yang berkelanjutan.
Foto: dok KLHK
Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Kementerian Lingkungan HIdup dan Kehutanan (PSLB3-KLHK), Rosa Vivien Ratnawati melakukan soft launching Dokumen Rencana Operasional Zero Waste, Zero Emission Indonesia 2050, yang merupakan bentuk komitmen Indonesia terhadap masa depan yang berkelanjutan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3  Kementerian Lingkungan HIdup dan Kehutanan (PSLB3-KLHK), Rosa Vivien Ratnawati  melakukan soft launching Dokumen Rencana Operasional Zero Waste, Zero Emission Indonesia 2050, yang merupakan bentuk komitmen Indonesia terhadap masa depan yang berkelanjutan.

Peluncuran ini sekaligus menetapkan peta jalan untuk mencapai zero waste pada tahun 2040 dan mendekati nol emisi pada tahun 2050. Soft Launching tersebut dilakukan ketika menggelar  talk show dengan tema “Zero Waste and Zero Emission Goals on Municipal Solid Waste” di Paviliun Indonesia COP28 UNFCCC UAE berlokasi di Expo City Dubai, Selasa (5/12/2023).

Menurut Dirjen Rosa Vivien, peta jalan untuk mencapai zero waste pada tahun 2040 dan mendekati nol emisi pada tahun 2050 itu dilakukan dengan lima langkah sebagai berikut pertama, pengelolaan TPA dengan metode controlled/ sanitary landfill dengan fasilitas penangkapan gas metan. 

Kedua, tidak ada pembangun landfill baru pada tahun 2030 dengan mengoptimalisasi landfill yang sudah ada dan pelaksanaan landfill minin. Ketiga, zero open burning dimulai pada tahun 2031.

Keempat, optimalisasi fasilitas pengelolaan sampah seperti waste-to-energy, RDF, SRF, biodigester, dan pengelolaan sampah organik lainnya, sehingga pada tahun 2040 hanya sampah residu yang dikelola landfill. Serta kelima, memperkuat aktivitas pemilahan sampah sumber dan memanfaatkan sampah sebagai bahan baku daur ulang sebagai bentuk implementasi ekonomi sirkular.

 “Kami mengajak seluruh stakeholder terkait bekerja bersama-sama untuk mencapai zero waste pada tahun 2040 dan mendekati nol emisi pada tahun 2050,” kata dia melalui siaran pers, Selasa (5/12/2023). Dirjen Rosa Vivien mengundang pihak-pihak swasta yang telah melakukan inisiatif baik dalam pengelolaan sampah. 

Ia juga menjelaskan, sebagai negara yang rentan terhadap dampak perubahan iklim, Indonesia secara konsisten berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dan meningkatkan ketahanan iklim. Diungkapkan Dirjen Rosa Vivien, Pemerintah Indonesia telah menyerahkan dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) kepada United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) pada 23 September 2022, yang meningkatkan target penurunan emisi gas rumah kaca dari 29 persen menjadi 31,89 persen (CM1) dan dari 41 persen menjadi 43,2 persen (CM2) pada tahun 2030, dibandingkan dengan kondisi business as usual. 

Dalam dokumen tersebut juga dijabarkan target penurunan emisi GRK sektor limbah sebesar 40 Mton CO2eq (CM1) dan 43,5 Mton CO2eq (CM2) pada tahun 2030. Rosa Vivien juga menjelaskan, Metana, bersama dengan karbon dioksida dan dinitrogen oksida merupakan penyumbang utama emisi gas rumah kaca hampir semua negara di dunia, termasuk Indonesia.

Oleh karena itu, Indonesia memberikan pertimbangan khusus terhadap pengurangan gas metana di sub-sektor limbah padat domestik, sebagaimana tercermin melalui aksi mitigasi, meliputi peralihan dari TPA dengan metode open dumping menjadi sanitary landfill, implementasi landfill gas recovery di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement