REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Gamma Thohir, Founder dari Desa Bumi mendapatkan kesempatan menjelaskan sepak terjang upaya menghadirkan listrik bersih di desa terpencil di Indonesia dalam perhelatan Konferensi Perubahan Iklim Persatuan Bangsa Bangsa atau COP 28 di Dubai, Jumat (1/12/2023).
Gamma menceritakan ide bermula saat ia duduk di bangku SMA. Ia mencetuskan akses listrik bersih di Desa Adat Kasepuhan Ciptagelar, Sukabumi Jawa Barat. Memanfaatkan aliran sungai yang ada disana, Gamma menghadirkan listrik berbasis PLTMH.
"Ide ini berawal saat saya masih berusia 15 tahun. Kami di Desa Bumi menyediakan akses listrik bersih bagi desa yang justru selama ini tidak mendapatkan akses energi," tegas Gamma di Indonesia Pavilion COP 28, Jumat (1/12/2023).
Gamma menjelaskan dirinya membangun infrastruktur energi bersih. Listrik bersih berkapasitas 40 kW akhirnya mampu melistriki 75 rumah tangga di Desa Ciptagelar tersebut.
"Angka ini mungkin terlihat kecil. Namun, bagi masyarakat adat yang kesulitan mendapatkan akses listrik merupakan hal yang menggembirakan dan trobosan yang baik," kata Gamma.
Gamma mengakui membangun project pertamanya tidak sulit. Berbekal hobi jalan jalan dan memiliki ruang yang luas untuk bekreasi, Gamma mengatakan pengalamannya membangun akses bersih di desa merupakan penglaman terbaiknya.
"Strateginya tentu tetap ada, seperti kami harus beradaptasi dengan budaya disana. Bagaimana kita semua bisa mengusulkan ide yang selaras dengan nilai adat mereka. Bagi saya, ini proses yang luar biasa," ujar Gamma.
Saat ini, Desa Bumi telah mengimplementasikan skema yang sama di tiga desa berbeda lainnya. Tak hanya mengembangkan PLTMH, Gamma juga memasang solar panel di dua desa lainnya sebagai sumber listrik alternatif.