REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bukit Asam Tbk (PTBA) hingga Oktober tahun ini telah melakukan pengurangan emisi hingga 186.891 ton CO2. Upaya perusahaan dalam menggunakan kendaraan listrik sebagai kendaraan operasional tambang hingga pemasangan PLTS jadi kunci pengurangan emisi.
Direktur Utama PTBA Arsal Ismail menjelaskan upaya ini merupakan bentuk dukungan PTBA terhadap transisi energi yang diusung pemerintah. PTBA sudah melakukan elektrifikasi peralatan tambang dengan menggunakan tujuh unit shovel electric dan 40 unit hybrid dump truck.
"Kami juga melakukan berbagai efisiensi energi dengan penggunaan PLTS dan digitalisasi sistem untuk menekan penggunaan energi," kata Arsal di Komisi VII DPR, Senin (27/11/2023).
Arsal juga menjelaskan melakukan teknologi co-firing di PLTU mulut tambang milik PTBA dan juga meningkatkan porsi PLTS baik sebagai backbone kebutuhan listrik operasional tambang maupun ke wilayah masyarakat binaan.
Ke depan, kata Arsal, PTBA akan meningkatkan porsi penggunaan biodiesel dan juga melakukan pengembangan diversifikasi bisnis ke arah ramah lingkungan.
"Pada program jangka menengah dari sisi pengembangan bisnis, Bukit Asam akan melakukan proyek percontohan carbon capture storage (CCS) di PLTU," kata Arsal.
Rencananya, dalam program jangka panjang atau sampai 2060, CCS ini sudah dapat diimplementasikan pada pembangkit batu bara eksisting. PTBA juga akan menggunakan pemanfaatan CCS di PLTU Mulut Tambang Sumsel 8.
"Kami juga melihat peluang peningkatan penggunaan hidrogen untuk alat tambang maupun peningkatan porsi bauran EBT pada operasional tambang," kata Arsal.