Senin 27 Nov 2023 14:08 WIB

Pertahankan Kinerja Positif, Bank Mandiri Siapkan Strategi Hadapi 2024

Kredit secara konsolidasi tercatat Rp 1.315,92 triliun pada September 2023.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Lida Puspaningtyas
Bank Mandiri terus mendorong akselerasi transaksi pembayaran non tunai masyarakat dengan menghadirkan layanan perbankan digital yang komprehensif.
Foto: Bank Mandiri
Bank Mandiri terus mendorong akselerasi transaksi pembayaran non tunai masyarakat dengan menghadirkan layanan perbankan digital yang komprehensif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk berkomitmen akan terus mempertahankan kinerja positif hingga akhir 2023. Hingga September 2023, Perseroan berhasil menjaga kinerja sesuai dengan panduan Rencana Bisnis Bank (RBB).

"Harapannya kinerja yang baik ini dapat terus dipertahankan sampai akhir tahun dan tahun-tahun ke depannya," ujar Direktur Keuangan & Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo dalam konferensi pers Pubex Live 2023, Senin (27/11/2023).

Baca Juga

Tercatat, Bank Mandiri berhasil menyalurkan kredit secara konsolidasi sebesar Rp 1.315,92 triliun pada September 2023. Kinerja tersebut tumbuh 12,71 persen dari posisi setahun sebelumnya sebesar Rp 1.167,51 triliun.

Pertumbuhan kredit ini beriringan dengan kinerja keuangan perseroan yang semakin solid. Tercermin dari laba bersih Bank Mandiri secara konsolidasi melesat 27,4 persen secara tahunan menjadi Rp 39,1 triliun per September 2023. 

Menurut Sigit, Bank Mandiri juga telah membukukan net interest margin (NIM) di range atas panduan sebesar 5,3 persen-5,6 persen. Selain itu, posisi rasio cost of credit (CoC) juga berhasil diturunkan menjadi 1,1 persen dari sebelumnya ditargetkan 1,3 persen-1,5 persen.

"Kami juga optimistis dapat melanjutkan kinerja yang baik ini, sehingga di akhir 2023 pertumbuhan kredit kami akan berada di range atas guidance kami sebesar 10 persen-12 persen," jelas Sigit. 

Menatap 2024, Sigit mengatakan kondisi likuiditas yang ketat di sektor perbankan akan terus terjadi pada tahun depan. Hal ini sejalan dengan era suku bunga tinggi yang terjadi secara global maupun di dalam negeri.

Saat ini, suku bunga acuan bank sentral AS sudah berada di level yang sangat tinggi, demikiam halnya suku bunga Bank Indonesia sudah menyentuh level enam persen. Sigit memperkirakan tren suku bunga tinggi ini akan terus bertahan hingga pertengahan 2024.

Menghadapi situasi tersebut, menurut Sigit, Bank Mandiri akan menjaga rasio current account saving account (CASA) tetap tinggi. CASA ratio yang tinggi ini akan menjadi salah satu respons yang paling relevan untuk menjaga cost of fund (CoF) di level yang cukup rendah.

Sigit mengatakan, Bank Mandiri akan meningkatkan rasio CASA melalui digitalisasi dan transaksi. "Kami akan upayakan agar super apps Livin' dan Kopra dapat menjaga transaksi terus meningkat," kata Sigit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement