Jumat 24 Nov 2023 18:59 WIB

Kemenko Perekonomian: Singapura Tertarik dengan Talenta Fintech Indonesia

Pemerintah Singapura meminta ada 100 talenta muda Indonesia untuk program magang.

Cyber University atau Universitas Siber Indonesia sebagai sebagai Kampus Fintech Pertama di Indonesia, membuka kelas transfer D3 ke S1 khusus lulusan Program Studi Sistem Informasi, Teknologi Informasi dan Sistem Informasi Akuntansi dari Universitas BSI (Bina Sarana Informatika).
Foto: Dok. Universitas BSI
Cyber University atau Universitas Siber Indonesia sebagai sebagai Kampus Fintech Pertama di Indonesia, membuka kelas transfer D3 ke S1 khusus lulusan Program Studi Sistem Informasi, Teknologi Informasi dan Sistem Informasi Akuntansi dari Universitas BSI (Bina Sarana Informatika).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian menyebut Pemerintah Singapura tertarik kepada talenta muda Indonesia yang berkecimpung di dunia teknologi finansial atau financial technology (fintech).

Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Asia Kemenko Perekonomian Bobby Chris Siagian mengatakan Pemerintah Indonesia bersama Pemerintah Singapura telah melakukan kerjasama pertukaran talenta muda untuk mengikuti program magang di sektor fintech di masing-masing negara.

Baca Juga

"Kelihatannya Singapura ingin merekrut talenta kita, karena Singapura itu jumlahnya penduduknya sedikit. Ini salah satu strategi mereka," ujar Bobby dalam kegiatan 5th Indonesia Fintech Summit and Expo 2023 di Jakarta, Jumat (24/11/2023).

Walaupun Singapura memiliki strategi tersebut, Bobby mengatakan pemerintah memberikan kesempatan kepada talenta Indonesia untuk berkarier di luar selama itu bisa mengembangkan kemampuan.

Sebelumnya, lanjut Bobby, Pemerintah Singapura meminta ada 100 talenta muda Indonesia yang dikirim untuk mengikuti program magang di Singapura. Namun menurutnya Menko Perekonomian menambah jumlahnya menjadi 300 orang.

"Ada sedikit yang bilang ke kami, ada yang takut bahwa talenta kita yang pintar dibawa ke sana, saya pikir kita punya bonus demografi," kata Bobby.

Bobby menyampaikan saat ini sektor teknologi finansial tengah menjadi perhatian dunia. Menurutnya sektor itu pun sempat menjadi hal yang dirundingkan pada saat KTT Asean beberapa waktu lalu.

Selain dengan Singapura, menurutnya pemerintah juga telah menjajaki kerja sama serupa dengan dua negara lain, yakni China dan Korea Selatan.

"Kita perlu untuk pengembangan infrastrukturnya semua, sehingga kita juga memberikan kesempatan," ujar Bobby.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement