REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melakukan panen dan tanam padi di Desa Ngadipuro dan Desa Ngadirejo, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Kamis (23/11/2023). Ia mengatakan, kegiatan serentak panen dan tanam menjadi bentuk gerak cepat Kementerian Pertanian (Kementan) untuk meningkatkan produksi beras nasional di Masa Tanam I Oktober 2023-Maret 2024.
"Ini namanya tanam culik. Selesai panen, langsung kita tanam. Ini tujuannya untuk meningkatkan produksi dan menekan importasi," kata Amran dikutip dari keterangan resminya, Rabu (23/11/2023).
Gerakan panen dilakukan di lahan 77 hektare dengan hasil produksi rata-rata 7,5 ton per hektare. Sementara itu, gerakan tanam dilakukan di lahan seluas 388 hektare.
"Yang kita tanam hari ini insya Allah akan kita panen pada bulan kedua 2024, Februari," jelas Amran.
Rencananya petani di Kecamatan Widang akan menanam 3.750 hektare di bulan November dan 3.250 hektare di bulan Desember. Sementara itu, Kabupaten Tuban akan menanam padi di 7.000 hektare di bulan November dan 12.000 hektare di bulan Desember.
Amran mengapresiasi kerja keras Petani di Kabupaten Tuban yang secara konsisten telah membantu neningkatkan stok cadangan beras nasional. “Nomor satu penyuplai beras di Indonesia, surplus. Nomor satu penyuplai jagung di Indonesia. Kita bisa menyuplai pangan Indonesia dari Tuban," tuturnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan saat ini Kabupaten Tuban telah mencapai IP 300 atau tanam dan panen tiga kali setahun. Meskipun di masa kemarau, Kabupaten Tuban tetap dapat panen berkat adanya sungai Bengawan Solo.
"Data year on year per September 2022-2023, Jawa Timur surplus 9,23 persen. Prediksi BPS sampai bulan Desember kita tetap tertinggi di antara 10 provinsi. Produksi Padi di Jawa Timur tertinggi di Indonesia tahun 2020, 2021, 2022, dan 2023 karena sinergitas di antara seluruh tim pertanian," katanya.