Kamis 23 Nov 2023 20:39 WIB

PUPR Buka Pintu Bagi Investor Bangun Infrastruktur PLTM di Bendungan Leuwikeris

KemenPUPR terus mendorong pembiayaan alternatif infrastruktur di luar APBN

Rep: Dedy Darmawan Nasution / Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Foto udara proyek pembangunan Bendungan Leuwikeris di Gardu Pandang, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (11/7/2023). Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendungan Leuwikeris untuk mengoptimalkan pemanfaatan ketersediaan air sebesar 5,30 miliar kubik per tahun dari Sungai Citanduy itu sudah mencapai 85,97 persen dengan target proses impounding atau pengisian awal selesai pada Desember tahun 2023 mendatang.
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Foto udara proyek pembangunan Bendungan Leuwikeris di Gardu Pandang, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (11/7/2023). Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendungan Leuwikeris untuk mengoptimalkan pemanfaatan ketersediaan air sebesar 5,30 miliar kubik per tahun dari Sungai Citanduy itu sudah mencapai 85,97 persen dengan target proses impounding atau pengisian awal selesai pada Desember tahun 2023 mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggelar Penjajakan Minat Pasar Proyek KPBU untuk para investor dalam membangun infrastruktur Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) di bendungan Leuwikeris di Jawa Barat dan Jenelata di Sulawesi Selatan. 

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, Kementerian PUPR terus mendorong upaya pengembangan skema pembiayaan infrastruktur alternatif di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 

“Banyak sekali skema-skema pembiayaan kreatif untuk infrastruktur. Saya berharap akan kita lakukan terus diskusi terkait skema-skema yang terus berkembang, terutama di Ditjen Pembiayaan Infrastruktur untuk bisa mendorong dan mengisi celah-celah kekurangan pembiayaan dalam pembangunan infrastruktur terutama untuk percepatannya," kata Basuki, Kamis (23/11/2023). 

Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna menyampaikan, berdasarkan Peraturan Menteri PUPR Nomor 2 Tahun 2021, salah satu infrastruktur di bidang Sumber Daya Air yang dapat dikerjasamakan melalui skema KPBU adalah prasarana penampung air beserta bangunan pelengkapnya, dan diantaranya yaitu waduk atau bendungan yang multiguna dan bermanfaat bagi masyarakat. 

“Kementerian PUPR terus mendorong optimalisasi pemanfaatan waduk/bendungan multiguna untuk dapat mencapai target bauran energi baru terbarukan sebesar 23 persen pada tahun 2025, sehingga harapannya dapat mencapai zero emission pada tahun 2060,” jelas Herry.

Saat ini, Kementerian PUPR tengah menyiapkan KPBU Penyediaan PLTM di Bendungan Leuwikeris, Jawa Barat, dan PLTM di Bendungan Jenelata, Sulawesi Selatan. 

Adapun kedua proyek tersebut memiliki masa kerja sama selama 27 tahun dengan 2 tahun konstruksi dan 25 tahun skema take or pay.

“Untuk PLTM Leuwikeris sendiri merupakan proyek KPBU unsolicited dengan indikasi nilai investasi sebesar Rp 225,38 M dan estimasi energi listrik tahunan sebesar 53 GWh. Dan untuk PLTM Jenelata adalah proyek KPBU solicited dengan indikasi nilai investasi sebesar Rp 134 M dan estimasi energi listrik tahunan sebesar 38,75 GWh,” jelas Herry.

Bendungan Leuwikeris ditargetkan selesai konstruksi pada Juni 2024 dengan manfaat irigasi 11.216 hektare dan reduksi banjir sebesar 59,68 meter kubik per detik. Bendungan ini juga memiliki manfaat penyediaan air baku dengan kapasitas 0,85 meter kubik per detik dan potensi listrik sebesar 7,4 MW. 

Sementara untuk Bendungan Jenelata, ditargetkan selesai konstruksi pada tahun 2028 dengan manfaat irigasi seluas 26.773 Ha, reduksi banjir 686 meter kubik per detik, penyediaan air baku berkapasitas 6,05 meter kubik per detik dan potensi listrik sebesar 7 MW.

“Melalui market sounding ini, Kementerian PUPR berharap dapat memperoleh masukan, tanggapan dan dapat mengetahui minat pasar atas proyek KPBU ini. Baik dari calon investor, lembaga pembiayaan dan stakeholder terkait,” kata Herry. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement