Kamis 23 Nov 2023 11:40 WIB

BI Diproyeksikan Masih akan Menahan Suku Bunganya

Ekonomi Indonesia masih suku bunga acuan yang tidak tinggi.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Fuji Pratiwi
Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah.
Foto: Dok Republika
Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) siang ini (23/11/2023) akan mengumumkan keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang dilakukan pada 22-23 November 2023. Berkaitan denhan hal tersebut, sejumlah ekonom memperkirakan BI masih akan menahan suku bunga acuan pada level saat ini.

"Perkiraan saya, BI akan menahan suku bunga acuannya," kata Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah kepada Republika, Kamis (23/11/2023).

Baca Juga

Tak hanya itu, Piter menuturkan BI juga masih akan menjaga ruang kenaikan suku bunganya. Hal itu menurutnya masih bisa terjadi, khususnya jika The Fed memutuskan untuk kembali menaikkan suku bunganya.

Piter menilai, kondisi ekonomi Indonesia saat ini juga masih membutuhkan suku bunga acuan yang tidak tinggi. "Perekonomian perlu support suku bunga yang tidak terlalu tinggi. Inflasi walaupun ada tekanan naik masih dalam range yang ditargetkan," jelas Piter.

Hal senada juga diutarakan Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira. Bhima memproyeksikan BI masih akan menahan suku bunganya pada November 2023.

Bhima mengungkapkan, keputusan untuk menahan suku bunga akan diambil dengan pertimbangannya terkait cadangan devisa yang meskipun sudah menurun namun masih gemuk. Lalu juga fluktuasi nilai tukar rupiah tertahan akibat tren kenaikan bunga acuan di Amerika Serikat melandai.

Sementara dari dalam negeri, Bhima menyebut surplus perdagangan masih jadi pertimbangan. "Meskipun surplus tercapai karena impornya turun disaat ekspor juga turun. Surplusnya kurang berkualitas, tapi selama neraca dagang surplus ya dianggap tidak terlalu menyedot valas," jelas Bhima.

Sebelumnya, BI mengungkapkan ekonomi global masih mengalami perlambatan. Selain itu, kondisi geopolitik juga memanas. Mengatasi hal tersebut, BI pada 19 Oktober 2023 memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan.

"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18 dan 19 Oktober 2023, memutuskan untuk menaikan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi enam persen," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers RDG Bulanan BI Oktober, Kamis (24/8/2023).

Perry menambahkan, suku bunga deposit facility juga naik 25 bps menjadi 5,25 persen. Lalu, juga suku bunga lending facility juga masih tetap sebesar 6,75 persen. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement