Selasa 21 Nov 2023 18:16 WIB

Pariwisata Pulih, Okupansi Hotel-Hotel BUMN Meningkat Selama Oktober 2023

Peningkatan okupansi hotel juga dialami hotel jaringan HIG.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Hotel Khas Parapat di Parapat, Sumatera Utara, yang dikelola dan dioperasikan oleh Hotel Indonesia Group, operator jaringan hotel milik BUMN.
Foto: ANTARA/HO-PT Hotel Indonesia Natour (HIN)
Hotel Khas Parapat di Parapat, Sumatera Utara, yang dikelola dan dioperasikan oleh Hotel Indonesia Group, operator jaringan hotel milik BUMN.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Hotel Indonesia Group (HIG) Rizal Kasim mengatakan, industri pariwisata Indonesia kembali menunjukan kebangkitan pada 2023. Dalam beberapa bulan terakhir, hotel-hotel di Indonesia mencatat lonjakan signifikan dalam tingkat hunian, memberikan tanda positif akan pulihnya sektor pariwisata di tengah-tengah tantangan yang dihadapi. 

"Berdasarkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menunjukkan peningkatan dalam tingkat okupansi hotel-hotel di berbagai destinasi pariwisata Indonesia," ujar Rizal dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (21/11/2023).

Baca Juga

Rizal menyampaikan peningkatan okupansi hotel juga dialami hotel jaringan HIG. Sebagai anak usaha PT Hotel Indonesia Natour yang mengelola dan mengoperasikan jaringan hotel milik BUMN, saat ini HIG telah mengelola 34 hotel, satu convention center, dan satu lembaga pendidikan BUMN. 

"Hotel-hotel jaringan HIG terus menunjukkan peningkatan kinerja operasional hingga Oktober 2023," ucap Rizal.

Rizal menjelaskan Bali sebagai region dengan okupansi tertinggi pada Oktober 2023 dengan rata-rata okupansi hotel jaringan HIG mencapai 74 persen yang mana Hotel Inna Sindhu Beach Hotel sebagai leading dengan okupansi rata-rata sebesar 90,62 persen. Hotel bintang 3 milik PT Hotel Indonesia Properti (HIPRO) ini juga menjadi hotel dengan okupansi tertinggi pada periode September 2023 dengan okupansi sebesar 94 persen. 

Kinerja tertinggi selanjutnya yaitu Truntum Kuta dengan okupansi sebesar 85,10 persen. Hotel yang baru saja melakukan rebranding pada 11 Oktober 2023 lalu tersebut terbukti memiliki kinerja operasional yang baik. Selanjutnya yaitu Merusaka Nusa Dua dengan rata-rata okupansi sebesar 79,72 persen. 

Rizal mengatakan tingginya okupansi hotel di Bali sejalan dengan peningkatan trafik wisatawan ke Bali berdasarkan data PT Angkasa Pura I di mana Januari hingga Oktober 2023, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali menjadi bandara tersibuk AP1 dengan jumlah pergerakan penumpang mencapai 17.771.842 penumpang, yang terbagi atas 8.157.750 penumpang rute domestik dan 9.614.092 penumpang rute internasional. 

Di region Nusa Tenggara, Hotel jaringan yang menjadi leading dengan okupansi tertinggi yaitu Meruorah Komodo Labuan Bajo sebesar 64,15 persen. Hotel bintang 5 milik PT Indonesia Ferry Properti (IFPRO) ini juga menjadi okupansi tertinggi di Di Region Nusa Tenggara pada periode September 2023.

Di region Jawa, Hotel jaringan HIG yang menjadi leading yaitu The Manohara Hotel Yogyakarta dengan okupansi sebesar 81 persen. Hotel bintang 4 milik PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko ini juga mencatatkan okupansi tertinggi pada September 2023 yaitu 78 persen. Hotel dengan okupansi tertinggi selanjutnya yaitu KHAS Gresik sebesar 79,85 persen, dan selanjutnya yaitu Khas Malioboro Yogya dengan tingkat hunian sebesar 71,30 persen.

Di region Sumatra, hotel jaringan HIG dengan okupansi tertinggi yaitu KHAS Ombilin sebesar 87,5 persen. Hotel bintang 3 milik PT Bukit Multi Properti (BMP) ini juga menjadi leading di region sumatera pada September dan Agustus sebesar 85 persen. Okupansi tertinggi selanjutnya dicatatkan oleh KHAS Parapat dan Truntum Padang. 

Di region Kalimantan dan Sulawesi, Hotel jaringan HIG dengan okupansi tertinggi yaitu Yulia Hotel Gorontalo. Hotel bintang 3 milik PT Yulia Nusapala Gorontalo tersebut memiliki okupansi sebesar 83 persen. 

"Kami optimistis target okupansi kamar di 2023 dapat tercapai. Kami berharap di akhir tahun nanti akan ada peak season Libur Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2024 yang diproyeksikan dapat mengatrol okupansi hotel di Jaringan HIG," kata Rizal.

Rizal meyakini kolaborasi yang berkelanjutan seluruh pihak dapat mencapai pemulihan pariwisata yang kuat dan berkelanjutan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement