Rabu 15 Nov 2023 07:12 WIB

Inflasi Pangan Bergejolak, Ini Jurus PPI Kendalikan Harga

GPM bertujuan untuk menjaga pasokan pangan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Warga membeli kebutuhan pokok saat kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM). Ilustrasi.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Warga membeli kebutuhan pokok saat kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM). Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota holding BUMN pangan (ID Food), PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), berpartisipasi dalam kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM) di Kendari dan Sidoarjo dengan produk berupa minyak goreng dan gula. Dalam pelaksanaan GPM di Kendari, PPI berkolaborasi dengan Dinas Ketahanan Pangan Kota Kendari dan GPM di Sidoarjo berkolaborasi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur.

"Selain di Kendari dan Sidoarjo, GPM yang diselenggarakan pemerintah pusat dan berkolaborasi dengan pemerintah daerah juga yang dilakukan 32 Cabang PPI seluruh Indonesia sejak April hingga Desember mendatang," ujar Sekretaris Perusahaan PPI Noverita Anggraeny dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (14/11/2023).

Baca Juga

Noverita menyebutkan gerakan ini mendistribusikan komoditas pangan utamanya beras, gula dan minyak goreng, serta produk-produk lainnya seperti tepung, garam, dll yang telah digelar hampir di 100 titik kota dan kabupaten wilayah operasional PPI. Noverita mengatakan GPM bertujuan untuk menjaga pasokan pangan untuk membantu masyarakat dalam mendapatkan produk bahan pokok yang terjangkau.

"Partisipasi PPI dalam GPM ini, sebagai komitmen kami dalam menjaga keterjangkauan harga dan komoditas pangan bagi masyarakat dimana digelarnya kegiatan GPM," ucap Noverita.

Noverita menambahkan GPM ini menjadi sebuah upaya dalam mendukung program pemerintah dalam pengendalian harga pangan dan inflasi serta dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat. PPI yang bergerak sebagai perusahaan dalam sektor perdagangan dan logistik terus berkomitmen melayani lebih baik dalam proses transformasi ekosistem pangan.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan beras telah menyumbang andil inflasi terbesar pada Oktober 2023. Deputi Bidang Statistik dan Jasa BPS Pudji Ismartini menuturkan beras merupakan komoditas penyumbang andil inflasi terbesar selama tiga bulan berturut-turut sejak Agustus hingga Oktober 2023.

"Pada Oktober 2023, inflasi beras sebesar 1,72 persen dengan andil sebesar 0,06 persen," kata Pudji dalam konferensi pers, Rabu (1/11/2023).

Sementara itu, Pudji menuturkan secara akumulatif selama 2023, beras juga menyumbang andil inflasi. Dia menyebut beras menyumbang inflasi sebesar 0,49 persen secara tahunan pada Oktober 2023.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement