Jumat 10 Nov 2023 12:30 WIB

Menhub: Pertemuan Pemimpin Transportasi ASEAN Bahas Kendaraan Listrik

ASEAN sepakat memprioritaskan pembangunan transportasi yang berkelanjutan.

Penumpang berada di dalam bus listrik Trans Metro Pasundan di Terminal Leuwipanjang, Bandung, Jawa Barat, Kamis (9/11/2023). Perusahaan Umum (Perum) Damri bersama Kementerian Perhubungan (Kemenhub) resmi mengoperasikan layanan bus listrik perkotaan di Bandung, Jawa Barat, dengan rute Terminal Leuwipanjang-Dago dan sebaliknya. Bus listrik berbasis Buy The Service (BTS) ini beroperasi selama pukul 05.00-22.00 WIB setiap harinya. Adapun kapasitas 1 unit bus dapat mengangkut 24 penumpang dengan tarif Rp4.900.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Penumpang berada di dalam bus listrik Trans Metro Pasundan di Terminal Leuwipanjang, Bandung, Jawa Barat, Kamis (9/11/2023). Perusahaan Umum (Perum) Damri bersama Kementerian Perhubungan (Kemenhub) resmi mengoperasikan layanan bus listrik perkotaan di Bandung, Jawa Barat, dengan rute Terminal Leuwipanjang-Dago dan sebaliknya. Bus listrik berbasis Buy The Service (BTS) ini beroperasi selama pukul 05.00-22.00 WIB setiap harinya. Adapun kapasitas 1 unit bus dapat mengangkut 24 penumpang dengan tarif Rp4.900.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menghadiri pertemuan para pemimpin transportasi se-ASEAN yang diselenggarakan di Luang Prabang, Laos pada 9-10 November 2023.

Pertemuan tersebut menyepakati komitmen ASEAN untuk memprioritaskan pembangunan transportasi yang berkelanjutan guna mengatasi permasalahan lingkungan seperti, perubahan iklim dan pemanasan global.

Baca Juga

"Kami banyak membicarakan tentang transisi energi, ekosistem kendaraan listrik, digitalisasi, dan keberlanjutan. Topik-topik yang aktual yang menjadi dasar pemikiran dari kegiatan membangun konektivitas," kata Menhub di Laos, Kamis (9/11/2023) sebagaimana keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat (10/11/2023).

Sejumlah pertemuan yang dihadiri Menhub dalam dua hari kunjungan ke Laos, yaitu pertemuan tingkat pejabat senior transportasi atau 55th ASEAN Senior Transport Officials Meeting and Associated Meetings (STOM), dan pertemuan tingkat menteri se-ASEAN atau 29th ASEAN Transport Ministers Meeting and Associated Meetings (ATM).

Pertemuan itu diikuti para menteri transportasi dan pejabat senior transportasi negara anggota ASEAN dan delegasi dari mitra wicara ASEAN, yakni China, Jepang, Korea Selatan, dan Uni Eropa.

Menhub menyampaikan terima kasih atas dukungan dari semua negara anggota ASEAN karena telah sepakat untuk meningkatkan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV), misalnya stasiun pengisian daya untuk kendaraan listrik di ASEAN.

"Transportasi berkelanjutan merupakan salah satu priority economic deliverables (PED) dari sektor transportasi dalam Kemitraan Indonesia di ASEAN 2023," ucap Menhub.

Ia mengungkapkan negara ASEAN sebagai episentrum pertumbuhan memiliki semangat yang sama untuk memperkuat konektivitas regional di kawasan ASEAN maupun dengan dunia internasional.

"Negara-negara di ASEAN sangat kompak untuk terus meningkatkan konektivitas baik di darat, laut maupun udara. Kami membahas detil bersama negara ASEAN dan mitra wicara, yaitu Jepang, China, Republik Korea, dan Uni Eropa mengenai hal-hal yang sudah dirintis bersama dan inisiatif program kedepannya," tuturnya.

Lebih lanjut, Menhub juga menjelaskan Indonesia secara konsisten terus aktif mengikuti pertemuan tingkat ASEAN untuk menyuarakan dan menginisiasi berbagai program, termasuk di sektor transportasi.

"Insya Allah program-program yang sudah diinisiasi dapat bermanfaat untuk memajukan kawasan ASEAN," katanya.

Pertemuan tersebut juga menyepakati beberapa kebijakan dalam sektor transportasi baik udara, darat, laut maupun perkeretaapian, di antaranya pembahasan dan pengesahan ASEAN Air Navigation Service Masterplan 3rd Edition, ASEAN sustainable aviation action plan, pedoman mengenai smart port dan memperkuat rekomendasi untuk mempersiapkan jika terjadi krisis terkait pengoperasian terminal pelabuhan serta pertukaran awak kapal serta repatriasi di masa depan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement