Kamis 09 Nov 2023 18:17 WIB

Kenapa Aksi Boikot Israel di Indonesia dan Malaysia Berbeda?

Boikot produk di Indonesia masih sangat terbatas karena berbagai alasan.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Lida Puspaningtyas
Warga berjalan dekat gerai McDonalds yang kembali beroperasi di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Ahad (5/11/2023). Gerai makanan cepat saji McDonalds dan Starbucks kembali beroperasi pasca Aksi Damai Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina yang digelar di Monas.
Foto:

Sebagai contoh, kecaman publik atas genosida yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina dapat membantu mengurangi citra negatif mereka. Sayangnya, ada pula yang enggan melakukan hal itu. Akibatnya, banyak konsumen Malaysia yang terus memandangnya secara negatif.

"Perusahaan-perusahaan ini tidak boleh mengeluh jika mereka mengalami kerugian dan menyebabkan pekerjanya kehilangan pekerjaan,” katanya, seraya menambahkan bahwa boikot internasional berperan penting dalam menjatuhkan rezim apartheid di Afrika Selatan.

Sementara itu, perwakilan dari BDS Indonesia mengatakan kepada CNA bahwa mereka ingin perusahaan menyatakan dengan jelas bahwa mereka menentang apa yang dilakukan oleh perusahaan nasional Israel yang mendukung aksi militer di Gaza. Bila tingkat keterlibatan mereka akan sangat berkurang, BDS dapat menghapus mereka sebagai target utama boikot.

Adapun perusahaan-perusahaan yang dipilih untuk diboikot adalah perusahaan-perusahaan yang paling terlibat dalam membantu Israel, dan perusahaan-perusahaan yang akan berdampak paling kecil terhadap masyarakat lokal jika diboikot.

“Contohnya adalah HP (Hewlett-Packard Company), yang jelas merupakan pemasok militer Israel…tetapi memiliki sedikit tenaga kerja di Indonesia,” katanya kepada CNA.

Seorang manajer gerai McDonald's di Lembah Klang mengatakan kepada CNA bahwa restoran-restoran tersebut mengalami penurunan bisnis yang sangat besar, terutama di kalangan konsumen Melayu yang mayoritas beragama Islam. Akibatnya, perusahaan terpaksa memotong jam kerja para stafnya. Beberapa gerai yang tadinya buka 24 jam pun kini hanya buka mulai pukul 07.00 hingga 02.00, misalnya.

“Para kru terdiri dari orang-orang dari semua ras dan agama. Beberapa dari mereka adalah penyandang disabilitas dan membutuhkan pekerjaan untuk bertahan hidup. Saya hanya bisa berharap boikot ini segera berakhir,” kata manajer restoran tersebut, seraya menambahkan bahwa dia juga turut bersimpati terhadap rakyat Palestina.

Di Indonesia, meskipun beberapa konsumen telah menyatakan boikot terhadap perusahaan-perusahaan yang diduga pro-Israel, jumlah pengunjung ke bisnis-bisnis tersebut di Jakarta belum menunjukkan penurunan yang berarti.

Adi Tasya Nurzahra (27) mengatakan bahwa dia tidak ingin berkontribusi secara finansial terhadap perolehan “senjata perang” oleh Israel. “Saya percaya bahwa dengan 'mengurangi' pendapatan Israel dari seluruh dunia, maka (dapat menyusutkan) anggaran Israel untuk peralatan pertahanannya,” kata pakar media sosial tersebut.

Dia juga berharap boikot tersebut akan memaksa pemilik waralaba untuk mendorong proses perdamaian setelah melihat laporan keuangan mereka berada di zona merah. Peneliti di ISEAS Made Supriatma mengatakan kepada CNA bahwa keberhasilan gerakan BDS masih terbatas di Indonesia, dan isu-isu politik dalam negeri menjadi prioritas utama.

Meskipun masyarakat mungkin bersimpati terhadap masalah Palestina, perhatian dan keterlibatan mereka tampaknya lebih terfokus pada masalah-masalah domestik yang secara langsung mempengaruhi kehidupan mereka sehari-hari. Salah satunya adalah pemilihan umum mendatang.

Sehinggga, meskipun ada boikot terhadap McDonald's, banyak konsumen yang tampaknya tidak menyadarinya, dan gerai-gerai tetap beroperasi secara normal tanpa adanya penurunan pelanggan yang nyata.  

“Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan boikot dapat sangat bervariasi berdasarkan faktor-faktor seperti kesadaran konsumen, kepemilikan lokal, dan persepsi merek,” katanya kepada CNA.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement