Senin 06 Nov 2023 21:30 WIB

Konsumsi Rumah Tangga Masih Penyumbang Utama PDB

Komponen pengeluaran rumah tangga menempati porsi sebesar 52,62 persen.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Lida Puspaningtyas
Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti dalam rilis berita resmi statistik, Senin (16/10/2023).
Foto: Dok Humas BPS
Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti dalam rilis berita resmi statistik, Senin (16/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia pada kuartal III 2023 berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 5.296 triliun atau atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 3.124,9 triliun.

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan konsumsi domestik pada kuartal III 2023 tumbuh positif. "Konsumsi rumah tangga masih menjadi penyumbang utama PDB," kata Amalia dalam konferensi pers, Senin (6/11/2023).

Baca Juga

Amalia menuturkan, ekonomi Indonesia pada kuartal III 2023 dibandingkan kuartal sebelumnya mengalami pertumbuhan sebesar 1,60 persen. BPS mencatat, dari sisi pengeluaran, Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 7,70 persen.

"PMTB tumbuh positif didorong oleh pertumbuhan barang modal bangunan, kendaraan, CBR, serta produk kekayaan intelektual," ucap Amalia.

Sementara itu, ekonomi Indonesia pada kuartal III 2023 secara tahunan mengalami pertumbuhan sebesar 4,94 persen. BPS mencatat dari sisi pengeluaran, komponen pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 6,21 persen.

"Konsumsi LNPRT mengalami pertumbuhan positif didorong oleh peningkatan aktivitas partai politik," ucap Amalia.

Perekonomian Indonesia masih didominasi oleh Komponen komponen pengeluaran rumah tangga yang mencakup lebih dari separuh PDB Indonesia yaitu sebesar 52,62 persen, diikuti oleh komponen PMTB sebesar 29,68 persen, komponen ekspor barang dan jasa sebesar 21,26 persen, komponen pemerintah sebesar 7,16 persen, komponen pengeluaran LNPRT sebesar 1,21 persen, dan komponen perubahan inventori sebesar 0,83 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement