REPUBLIKA.CO.ID,
Oleh RAHAYU SUBEKTI
Bandar udara terbesar kedua di Indonesia, Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat, rampung dibangun pada 2017. Sejak resmi dioperasikan pada 24 Mei 2018, bandara yang bisa melayani penerbangan Bandung Raya, Cirebon, Jawa Barat, dan bagian barat Jawa Tengah itu, belum berdenyut nadinya.
Sempat mengalami mati suri, pemerintah melakukan sejumlah upaya agar bandara yang memiliki landasan pacu sepanjang 2.500 meter itu kembali hidup. Mulai dari untuk pengembangan maintenance, repair, and overhaul (MRO) pesawat, penerbangan kargo, dan sejumlah penerbangan komersial yang dibuka.
Sayangnya semua terkendala karena saat bandara tersebut selesai dibangun, kala itu Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) belum rampung. Padahal, tol tersebut menjadi akses yang dibutuhkan untuk menjangkau penumpang yang tersebar di Bandung Raya, Cirebon, Sumedang, dan wilayah bagian barat dari Jawa Tengah.
Tak hanya terkendala akses, nadi Bandara Kertajati juga tak kunjung berdenyut karena jumlah penerbangan masih sedikit. Sulitnya akses membuat masyarakat terutama dari Bandung lebih memilih langsung ke Bandara Husein Sastranegara atau Bandara Soekarno-Hatta yang memiliki lebih banyak rute penerbangan.
Semua kendala tersebut seharusnya kini bisa teratasi dan bisa menghidupkan Bandara Kertajati. Sebab, enam seksi Tol Cisumdawu sepanjang 61,6 kilometer yang dibangun selama 12 tahun kini sudah bisa dioperasikan secara penuh.
Tak hanya itu, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) juga akan mengalihkan semua rute penerbangan di Bandara Husein Sastranegara melalui Bandara Kertajati. Mulai 29 Oktober 2023, semua penerbangan komersial yang menggunakan pesawat jet akan dialihkan ke Bandara Kertajati. Bandara Husein Sastranegara hanya melayani penerbangan komersial yang menggunakan pesawat baling-baling.
Menjajal Tol Cisumdawu
Republika berkesempatan menjajal Tol Cisumdawu dari Bandung menuju Bandara Kertajati menggunakan bus Damri bersama rombongan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Rabu (18/10/2023). Perjalanan dari Bandung menuju Bandara Kertajati menggunakan bus Damri bisa ditempuh sekitar satu jam 30 menit hingga satu jam 40 menit.
Bus Damri menjadi salah satu layanan bus yang dapat digunakan menuju Bandara Kertajati dari Bandung. Perjalanan dimulai pukul 08.05 WIB dengan kondisi jalan lancar namun tersendat saat berada di sejumlah lampu merah yang ada di sejumlah titik Kota Bandung.
Bus sampai memasuki Tol Pasteur mulai pukul 08.24 WIB. Sejak masuk Tol Pasteur hingga menyusuri Tol Cisumdawu sangat lancar tanpa adanya kemacetan.
Saat melintasi Tol Cisumdawu, bus juga melintasi terowongan kembar yang menjadi ikon baru sepanjang 472 meter. Terowongan pertama di jalan tol tersebut dibangun oleh Balai Geoteknik Terowongan dan Struktur (BGTS), DItjen Bina Marga Kementerian PUPR.
Dengan perjalanan yang sangat lancar, bus keluar Tol Bandara Kertajati pukul 09.35 WIB. Lalu dari pntu keluar tol hingga sampai bandara membutuhkan waktu sekitar 10 menit dan tiba di bandara pada pukul 09.45 WIB.