REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai negeri (Taspen) (Persero) berkomitmen untuk terus meningkatkan penerapan aspek Governance, Risk, and Compliance (GRC) dalam setiap langkah dan rencana bisnisnya untuk tingkatkan kualitas layanan kepada seluruh peserta.
Komitmen tersebut kali ini diwujudkan melalui kegiatan Taspen GRC Insight Forum (TGIF) yang berkolaborasi dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kementerian Keuangan Republik Indonesia, hingga Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia.
Kegiatan ini dihadiri seluruh Dewan Komisaris dan Direksi TASPEN, jajaran pimpinan Taspen Group, serta Jajaran Direksi dan Pimpinan BUMN dari Klaster Asuransi dan Dana Pensiun di Hotel Pullman Jakarta Central Park, Jakarta Barat (19/10).
Direktur Utama Taspen ANS Kosasih mengatakan, perseroan berkomitmen aktif untuk meningkatkan budaya kepatuhan dan manajemen risiko di lingkungan perusahaan. Komitmen ini berlaku sama untuk seluruh anak perusahaan Taspen untuk meningkatkan kepercayaan para peserta dan stakeholders.
Selama ini, tutur dia, Taspen telah bergerak cepat dalam menerapkan inovasi digitalisasi dalam proses bisnis untuk meningkatkan kualitas Perusahaan dalam lingkup bisnis yang dijalankan.
"Harapannya, Taspen GRC Insight Forum ini mampu menunjukkan bahwa Risk Culture dan Compliance Cultureselalu menjadi sesuatu yanghidup dan tumbuh di segala lini di perusahaan setiap harinya."
Wakil Menteri BUMN Republik Indonesia Rosan Perkasa Roeslani menyampaikan pelaku industri khususnya industri asuransi, harus menerapkan Governance, Risk, and Compliance (GRC) terintegrasi yang diinovasi dengan teknologi digital. Hal ini guna memastikan tata kelola dan meningkatkan pengelolaan risiko yang lebih baik.
Selaras dengan fungsi BUMN sebagai Value Creator dan Agent of Development, BUMN memiliki peran strategis untuk mendukung pertumbuhan perekonomian nasional. BUMN diharapkan mengambil peran signifikan dalam penerapan GRC, agar pencapaian kinerja BUMN dapat lebih optimal, dan tercipta bisnis yang sustainable.
Selain itu, BUMN juga harus senantiasa mempertimbangkan konteks sosial, perkembangan dan perubahan regulasi, Manajemen Risiko, inovasi teknologi, maupun batasan-batasan hukum.
Beberapa kalangan pejabat pemerintah dan profesional memberikan paparan mengenai beragam topik dalam kegiatan ini. Asisten Deputi Bidang Manajemen Risiko dan Kepatuhan Kementerian BUMN Dwi Ary Purnomo memberikan paparan terkait Penerapan GRC Terintegrasi pada BUMN, Kepala Auditorat VII.D Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Didik Julianto memaparkan materi mengenai Audit pada BUMN, Direktur IT Bank Syariah Indonesia Saladin D Effendi memaparkan materi mengenai Keamanan Informasi, Kehandalan Infrastruktur IT, dan Kesiapan Teknologi Cyber.
Sementara Risk Workshop International Consulting Deddy Jacobus memberikan paparan mengenai Business Continuity Management System, Asisten Staf Khusus Presiden yang juga menjabat General Secretary of IPA-GRC (Indonesia Professional Association for GRC) Jerry Marmen menyampaikan materi terkait Governance, Risk and Compliance, PricewaterhouseCoopers (PwC) Indonesia yang diwakili Jeffry Kusnadi dan Emman Marpaung memaparkan terkait Fraud and Cyber Risk Management.
Pada kegiatan ini, turut dilaksanakan peresmian Aplikasi Enterprise Risk Management (ERM) Terintegrasi Taspen Group dan peresmianatas diperolehnya sertifikasi ISO 37301:2021 Sistem Manajemen Kepatuhan. Kegiatan Taspen GRC Insight Forum ini merupakan wujud perseroan dalam penerapan Governance, Risk and Compliance (GRC) guna membuat perusahaan lebih efektif dalam mengambil keputusan di tengah kondisi fluktuatif ekonomi, sosial maupun politik Indonesia.
Selanjutnya, kegiatan ini diharapkan dapat membuat perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien dalam pemanfaatan sumber daya, serta memiliki tata kelola dan pengelolaan risiko lebih terukur.