REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Ad Interim Erick Thohir mengatakan akan ke China dalam waktu dekat.
Salah satu poin penting yang ingin didiskusikan dengan pihak China adalah memasukan PT INKA sebagai bagian dari Proyek Kereta Cepat Bandung - Surabaya. Menurut Erick, saat ini INKA sudah bisa membangun LRT, dengan berbagai masukan masyarakat pada awalnya.
Selain itu, Erick menekankan perlunya penambahan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam proyek kereta cepat Bandung - Surabaya. Sehingga keterlibatan INKA menjadi sejalan.
"Makanya dalam rangka meningkatkan TKDN maka kita melakukan kerja sama INKA, sehingga untuk kereta cepat ke depan bisa sama - sama membangun," ujar Erick.
Adapun kerja sama dengan China, menurut Erick, dikarenakan tidak semua negara mampu membuat kereta api cepat hingga mampu melesat 350 kilometer (km) per jam. Negara lain hanya bisa 280 km per jam.
"Tetapi kita menjaga unsur keselamatan. Apalagi kereta cepat, teknologinya lebih tinggi lagi. Bayangkan saja 350 km/jam kalau di negara lain 280 km/jam," katanya.
Lebih lanjut, Erick menambahkan bahwa pertemuan dengan China juga ingin mendiskusikan perbaikilan struktur kerja samanya. Itu termasuk isu kepemilikan hingga suku bunga.
"Kalau kita mau menjadi negara maju ya memang infrastrukturnya harus dibangun, apakah jalan tol, kereta api, bandara, atau pelabuhan. Kalau di China salah satunya memang (membicarakan) kelanjutan dari kereta Cepat dari Bandung ke Surabaya," ujar Erick.