Sabtu 07 Oct 2023 06:37 WIB

Data BI, Transaksi Uang Tunai di Masyarakat Terus Meningkat

Uang tunai memegang peranan penting di tengah perkembangan ekonomi digital.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Erik Purnama Putra
Memperkenalkan uang baru pecahan Rp 100 ribu agar masyarakat bisa mengenali dan mendeteksi keberadaan uang palsu (ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO/Kornelis Kaha
Memperkenalkan uang baru pecahan Rp 100 ribu agar masyarakat bisa mengenali dan mendeteksi keberadaan uang palsu (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Uang tunai masih memegang peranan penting dalam perputaran ekonomi domestik di tengah pesatnya perkembangan ekonomi digital. Data yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) menunjukkan, selama empat tahun terakhir, transaksi menggunakan uang tunai terus mengalami peningkatan volume.

Secara sejalan, sirkulasi uang kartal di masyarakat juga menunjukkan pertumbuhan yang positif mulai 2018 hingga 2022. Pertumbuhan yang signifikan tersebut mengindikasikan betapa vitalnya peran uang tunai dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

"Meskipun sistem pembayaran digital telah menjadi tren yang menguat dalam

lima tahun terakhir, uang tunai masih memegang peranan penting di masyarakat dengan keberagaman budaya dan kondisi geografis di Indonesia," kata praktisi perbankan Ario Tejo Bayu Aji di acara 11th International Symposium & Exhibition on ProjectManagement (Symex) 2023, Yogyakarta, dikutip Sabtu (7/10/2023).

Ario menyampaikan, fenomena tersebut memberikan dasar bagi penyedia sistem pembayaran untuk memperkuat infrastruktur transaksi uang tunai dengan menggabungkan berbagai layanan perbankan. Di antaranya, mengintegrasikan pengelolaan mesin anjungan tunai mandiri (ATM) dan cash recycling machine

(CRM) ke dalam satu jaringan yang terpadu.

Integrasi titik transaksi tunai (cash point) itu juga menjamin kebutuhan transaksi tunai dan digital masyarakat dapat terpenuhi dengan baik. "Lembaga keuangan berperan penting dalam memastikan ketersediaan akses ke uang tunai dan masyarakat memiliki kebebasan untuk memilih mekanisme pembayaran sesuai dengan kebutuhan mereka," ujar Ario,

Direktur Utama PT Jalin Pembayaran Nusantara (Jalin) tersebut menerangkan, model integrasi ATM dan CRM yang kini secara bertahap juga sedang dilakukan oleh Jalin terbukti berhasil di negara-negara lain. Di Belanda dan Hong Kong, sistem itu sudah diterapkan.

Menurut dia, integrasi memungkinkan perbankan untuk mengoptimalkan penggunaan modal dalam membangun jaringan infrastruktur ATM dan CRM, sehingga lebih efisien. Selain itu, dengan meningkatnya keterjangkauan layanan ATM dan CRM, akses layanan perbankan di masyarakat juga bisa meningkat.

"Ini tidak hanya berkaitan dengan menjaga peran uang tunai sebagai salah satu penopang utama pertumbuhan ekonomi, tetapi juga tentang memastikan bahwa perputaran uang tetap berlangsung lancar dan aman di tengah perkembangan pesat ekonomi digital," kata Ario.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement