Rabu 04 Oct 2023 17:00 WIB

Bulog Tegaskan Penyerapan Padi Petani dalam Negeri Tetap Prioritas

Penyerapan padi hasil produksi petani dalam negeri tetap menjadi prioritas.

Menteri BUMN Erick Thohir bersama Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi dan Dirut Perum Bulog Budi Waseso saat kunjungan ke Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Rabu (4/10/2023).
Foto: Republika/Prayogi
Menteri BUMN Erick Thohir bersama Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi dan Dirut Perum Bulog Budi Waseso saat kunjungan ke Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Rabu (4/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau akrab disapa Buwas menegaskan, penyerapan padi hasil produksi petani dalam negeri tetap menjadi prioritas dalam rangka untuk mencukupi cadangan beras pemerintah.

Pernyataan tersebut disampaikan Budi Waseso terkait rencana pemerintah yang akan kembali membuka keran impor beras untuk mencukupi cadangan beras pemerintah hingga 2024.

Baca Juga

"Berapa pun produksi petani semua akan terus ditampung atau diserap," kata Budi saat meninjau ketersediaan pasokan beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Jakarta, Rabu (4/10/2023).

Menurut Buwas, setiap produksi petani tersebut akan diserap dengan ketentuan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah terbaru, yakni senilai Rp 5 ribu per kilogram atau lebih besar 20 persen dari semula Rp 4.200 per kg.

Hal tersebut sebagaimana dilakukan penyerapan atas hasil produksi padi petani pada periode Januari-September 2023 yang jumlahnya mencapai sekitar 820 ribu ton.

Hanya saja, Buwas menyebutkan, pihaknya mengkhawatirkan jumlah serapan akan berkurang, karena adanya potensi terjadi penurunan jumlah produksi petani pada musim panen yang akan berlangsung awal tahun 2024.

Penurunan produksi padi tersebut terjadi akibat bencana kekeringan yang saat ini sedang melanda sebagian besar daerah penghasil padi akibat masih aktifnya badai El-Nino.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi anomali cuaca ini memicu adanya defisit beras yang lebih rendah ketimbang realisasi panen sebelumnya yang mencapai 7,2 juta ton. Sementara kebutuhan konsumsi beras rata-rata per bulan di Indonesia 2,55 juta ton per bulan

"Oleh sebab itu supaya kebutuhan pasar tidak terganggu di tengah fenomena alam ini, kita menggunakan beras impor," kata dia.

Data Badan Pangan Nasional (Bapanas)/National Food Agency (NFA) melaporkan, kuota penugasan impor beras yang bergulir untuk tahun 2023 mencapai 2,9 juta ton, dan pemerintah berencana mengimpor 1 juta ton lagi beras yang salah satunya berasal dari Cina.

Terlepas dari itu, Buwas memastikan, Bulog masih memiliki cadangan sebanyak 1,7 juta ton beras untuk mencukupi kebutuhan masyarakat sebagai bantuan pangan hingga akhir tahun ini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement