Rabu 04 Oct 2023 16:36 WIB

The Fed Pertahankan Suku Bunga Tinggi, IHSG Berakhir Melemah 

IHSG ditutup melemah 0,78 persen dan jatuh ke level 6.886,57.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ahmad Fikri Noor
Karyawan beraktivitas di dekat layar yang menampilkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (24/8/2023).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Karyawan beraktivitas di dekat layar yang menampilkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (24/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi pada Rabu (4/10/2023). Bergerak di zona merah di sepanjang perdagangan, IHSG ditutup melemah 0,78 persen dan jatuh ke level 6.886,57.

"IHSG dan bursa regional Asia tertahan di zona merah mengikuti penurunan bursa Amerika Serikat (AS) karena imbal hasil treasury bergerak lebih tinggi," kata Pilarmas Investindo Sekuritas.

Baca Juga

Bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), memberikan sinyal akan mempertahankan kebijakan suku bunga tinggi lebih lama. The Fed diperkirakan akan menaikkan Fed Fund Rate sekali lagi pada November 2023.

Sebelumnya Presiden Fed Cleveland, Loretta Mester mengatakan bank sentral masih harus menaikkan tingkat suku bunga sekali lagi pada tahun ini dan menahannya lebih lama. Dengan demikian, suku bunga AS akan mencapai 5,50 persen-5,75 persen. 

Kenaikan suku bunga tersebut dipastikan akan membuat paritas suku bunga antara BI7DRR dan The Fed menjadi nol dan menambah beban pada rupiah sehingga berdampak terjadi capital outflow atau keluarnya modal asing. 

Hal ini akan memberikan ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku bunga acuannya 25 bps menjadi enam persen. Pasar berharap adanya dukungan kuat intervensi BI sehubungan dengan operasi moneter bank sentral sebagai upaya dalam menjaga nilai rupiah.

Sepanjang hari ini, seluruh sektor mengalami pelemahan. Sektor bahan baku memimpin penurunan sebesar 2,84 persen di susul oleh sektor transportasi yang jatuh 2,73 persen dan sektor energi anjlok 2,23 persen. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement