Rabu 27 Sep 2023 08:15 WIB

BI Tahan Suku Bunga, Ini Imbasnya ke Kinerja Reksa Dana Obligasi

Suku bunga BI dinilai sudah mencapai puncak.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Kebijakan bank sentral yang berkaitan dengan suku bunga akan sangat mempengaruhi kinerja sejumlah instrumen investasi, termasuk obligasi.
Foto: Dok Bibit
Kebijakan bank sentral yang berkaitan dengan suku bunga akan sangat mempengaruhi kinerja sejumlah instrumen investasi, termasuk obligasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) kembali menahan suku bunga acuan 5,75 persen untuk kedelapan kalinya per September 2023. Kebijakan bank sentral yang berkaitan dengan suku bunga akan sangat mempengaruhi kinerja sejumlah instrumen investasi, termasuk obligasi.

Lalu bagaimana pengaruh suku bunga terhadap kinsrja Reksa Dana Pendapatan Tetap yang notabene berisikan instrumen obligasi? 

Baca Juga

Dalam ulasan edukasinya, tim riset Bibit memperkirakan suku bunga BI sudah mencapai puncak. Hal tersebut pun menjadi katalis positif performa Reksa Dana Obligasi dalam beberapa waktu terakhir.

Meski sebagian investor melakukan penjualan RD Obligasi untuk profit taking, tapi ada juga investor yang menjual karena panik saat nilai Net Asset Value (NAV) atau Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dananya turun dalam jangka pendek. 

Menurut tim riset Bibit, Reksa Dana Obligasi lebih cocok untuk investor yang memiliki kecenderungan menabung rutin jangka menengah atau dalam kurun waktu dua tahun sampai lima tahun atau bisa juga lebih dari lima tahun. 

Kinerja Reksa Dana Obligasi biasanya dipengaruhi ekspektasi suku bunga dalam jangka pendek. NAV produk Reksa Dana Obligasi berfluktuasi mengikuti ekspektasi tingkat suku bunga. 

"Maka Reksa Dana Obligasi cocok dipegang dalam jangka menengah karena tidak terpengaruh pergerakan suku bunga dalam jangka pendek," tulis tim riset Bibit dalam ulasan edukasinya dikutip Selasa (26/9/2023).

Dari sisi return, pembayaran kupon obligasi biasanya diperhitungkan ke NAV reksa dana, sehingga nilainya dapat bertumbuh dalam jangka menengah hingga panjang. Keuntungan dari kupon juga dapat menopang kinerja Reksa Dana Obligasi saat underlying asset mengalami penurunan nilai.

Reksa Dana Obligasi memiliki potensi imbal hasil lebih tinggi dari Reksa Dana Pasar Uang, namun memiliki risiko yang juga lebih tinggi. Di sisi lain, tingkat risiko Reksa Dana Obligasi lebih rendah dibanding Reksa Dana Saham karena fluktuasi harga obligasi cenderung lebih rendah. 

"Jadi dalam jangka menengah, kinerja Reksa Dana Obligasi biasanya cenderung konsisten naik," kata tim riset Bibit.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement