REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (19/9/2023) berpotensi bergerak sideways (mendatar) seiring pasar masih wait and see kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed. IHSG dibuka menguat 3,23 poin atau 0,05 persen ke posisi 6.939,31. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 0,66 poin atau 0,07 persen ke posisi 956,51.
“Hari ini IHSG berpotensi bergerak sideways di level 6.920- 6.960, karena minggu ini menunggu pengumuman The Fed. Level support IHSG berada di 6.900-6.920 dan resistance IHSG berada di 6.960- 6.980,” ujar Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas Fanny Suherman.
Pada pekan ini fokus para pelaku pasar akan tertuju pada kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) terkait suku bunga acuannya pada Rabu (20/9/2023) waktu AS. Dengan resesi ringan dan inflasi inti yang semakin melandai, suku bunga acuan The Fed berpeluang akan ditahan.
Kemarin, sebagian besar bursa kawasan Asia Pasifik menurun mengikuti pergerakan bursa AS pada Jumat (15/9/2023) pekan lalu, di antaranya Hang Seng minus 1,39 persen dan Kospi minus 1,02 persen. Hong Kong akan menyampaikan tingkat pengangguran periode Agustus 2023 pada hari ini.
Dari AS, kemarin indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat tipis 0,02 persen, S&P 500 naik sebesar 0,07 persen, serta indeks Nasdaq turut naik sebesar 0,01 persen.
Sementara itu, bursa Eropa mengalami koreksi yang cukup signifikan seperti CAC 40 dan DAX Performance Index yang turun masing-masing 1,39 persen dan 1,05 persen, yang mana hari ini zona Euro akan mengumumkan inflasi periode Agustus 2023.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain Indeks Nikkei melemah 384,40 poin atau 1,15 persen ke 33.148,69, Indeks Hang Seng melemah 94,02 poin atau 0,52 persen ke 17.836,52, Indeks Shanghai melemah 10,79 poin atau 0,35 persen ke 3.115,14, dan indeks Straits Times melemah 10,39 poin atau 0,32 persen ke posisi 3.253,00.