Ahad 17 Sep 2023 19:33 WIB

Bertemu PM China, Wapres Bahas Kereta Cepat Sampai Industri Halal

Kiai Ma'ruf juga menyebut pentingnya kerja sama dalam pengembangan produk halal.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ahmad Fikri Noor
Wakil Presiden KH Maruf Amin.
Foto: Dok BPMI/Setwapres
Wakil Presiden KH Maruf Amin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin menginginkan kerja sama  sejumlah proyek transportasi dengan Pemerintah China diperluas. Salah satunya yakni pembangunan kereta cepat di Indonesia. Hal ini disampaikan Kiai Ma'ruf saat bertemu dengan Perdana Menteri China Li Qiang di Gedung International Convention Center (ICC), kawasan Li Yuan Resort, Nanning, China, Sabtu (16/9/2023).

"Dalam berbagai pembicaraan, baik dari perdana menteri atau dari kami sendiri untuk lebih mempererat kerja sama yang selama ini sudah terjalin. Beliau juga menyebutkan beberapa proyek yang sudah dilakukan dan kita juga ingin supaya kerjasama ini diperluas baik dalam pembangunan transportasi seperti kereta api cepat," ujar Kiai Ma'ruf dalam keterangan persnya seperti dikutip pada Ahad (17/9/2023).

Baca Juga

Kiai Ma'ruf juga mendorong perluasan kerja sama pengembangan kendaraan listrik Indonesia dengan China. Saat ini, kerja sama mobil listrik dengan China yakni masuknya Wuling ke Indonesia. Selain itu, Kiai Ma'ruf menyebut Indonesia dengan tangan terbuka menyambut upaya Wuling untuk memperluas pasarnya di Tanah Air.

"Kemudian kendaraan mobil listrik yang sudah ada, Wuling dan kita harapkan ada yang lain," ujar Kiai Ma'ruf.

Sebelumnya, pada pertemuan bilateral dengan Li Qiang, Wapres menyampaikan kerja sama Indonesia dan China terus meningkat. Hal ini tidak lepas dari pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Presiden Xi Jinping di Chengdu, pada Juli lalu.

Kiai Ma'ruf juga menyampaikan tiga hal penting kepada PM Li. Pertama, kerja sama perdagangan dengan China adalah salah satu hal yang paling penting untuk ditingkatkan.

“China adalah mitra perdagangan terbesar bagi Indonesia dengan potensi kerja sama yang masih besar. Saya harapkan dukungan Yang Mulia (Li Qiang) untuk impor dan akses pasar komoditas unggulan Indonesia ke China,” ujar Kiai Ma'ruf.

Ia meyakini Indonesia dan China dapat memanfaatkan berbagai kerangka kerja sama perdagangan regional dan multilateral untuk mendukung hal tersebut. Kedua, Kiai Ma'ruf juga menggarisbawahi pentingnya kerja sama dalam pengembangan produk halal. Wapres pun mendorong agar penguatan kerja sama dalam sektor halal ini, termasuk melalui kerja sama antara otoritas halal Indonesia dan China.

“Perdagangan dan investasi produk halal memiliki potensi amat luas di kedua negara kita, serta kawasan Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika,” ujarnya.

Selanjutnya, poin penting terakhir yang ditekankan Wapres pada kesempatan ini adalah pentingnya kerja sama people-to-people dalam memperkuat kemitraan ekonomi. Menurutnya, kemitraan ekonomi akan kuat dengan adanya kerja sama erat antarmasyarakat, dengan manfaat yang dapat dirasakan langsung oleh rakyat kedua negara. 

“Kita perlu mendorong pengembangan pusat budaya dan bahasa untuk meningkatkan jumlah mahasiswa China yang belajar bahasa Indonesia, maupun sebaliknya,” tuturnya. 

Selain itu, sambung Wapres, kerja sama pendidikan vokasi juga akan menjadi link and match dengan dunia usaha dan industri, serta investasi China di Indonesia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement