REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT​ Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menaikkan peringkat PT Angkasa Pura II (AP II) dan obligasinya menjadi idAAA dari sebelumnya idAA+ karena dinilai memiliki profil risiko keuangan dan operasional yang semakin kuat. Menurut keterangan resmi yang diterima Jumat (15/9/2023), kenaikan tersebut mencerminkan profil risiko keuangan AP II yang semakin kuat seiring dengan kemampuan perusahaan dalam memperoleh pinjaman sebesar Rp 2 triliun berjangka waktu delapan tahun.
Pinjaman tersebut dialokasikan untuk belanja modal dan melunasi utang termasuk obligasi berkelanjutan I tahun 2018 seri B senilai Rp 550 miliar yang jatuh tempo pada 12 Desember 2023.
AP II juga melakukan reprofiling kredit modal kerja yang seharusnya jatuh tempo pada tahun 2023 menjadi pinjaman 5 tahun. Perusahaan itu memandang inisiatif tersebut dapat memitigasi risiko pembiayaan kembali utang secara substansial menyesuaikan dengan potensi pemulihan bisnis.
Selain itu, aspek operasional di bandara-bandara AP II juga semakin tangguh di mana jumlah pergerakan penumpang yang dilayani di 20 bandara pada semester I tahun 2023 mencapai 38,7 juta penumpang, yang menandakan tingkat pemulihan sebesar 90 persen dari realisasi semester I tahun 2019 sebelum pandemi Covid-19.
President Director AP II Muhammad Awaluddin mengatakan semakin kuatnya profil keuangan dan operasional ini tidak lepas dari keberhasilan AP II dalam menghadapi tantangan pandemi.
"Naiknya peringkat AP II dan obligasi menjadi idAAA ini sekaligus mengkonfirmasi keberhasilan program yang dijalankan. AP II berhasil bertahan serta pulih di tengah pandemi dan kini tengah menjalani pertumbuhan bisnis dan operasional," ujar Awaluddin.
Lebih tingginya target penumpang ini sejalan dengan status pandemi yang dicabut pada 21 Juni 2023. Adapun dalam laporannya, Pefindo juga menyatakan prospek peringkat AP II adalah stabil.
"Peringkat tersebut mencerminkan dukungan pemerintah yang kuat kepada APIA (Angkasa Pura II) karena pentingnya peran bandara, posisi kompetitif Perusahaan yang kuat sebagai operator bandara terbesar di Indonesia, dan margin profit yang kuat," tulis Pefindo dalam laporannya.
Terkait margin profit, pada semester I tahun 2023 AP II kembali meraih laba bersih sejak pandemi.
Director of Finance and Risk Management AP II Hilda Savitri mengatakan pada Semester I tahun 2023 AP II mencetak laba bersih Rp 431,53 miliar atau berbanding terbalik dari sebelumnya rugi bersih Rp 821,37 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
“Sementara untuk pendapatan, sepanjang Januari-Juni 2023, pendapatan AP II tercatat Rp 5,72 triliun atau naik sekitar 63 persen dibandingkan dengan Januari-Juni 2022 sebanyak Rp 3,50 triliun,” kata Hilda.