REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) agresif melakukan operasi pasar guna menurunkan harga beras yang saat ini stabil tinggi. Selama sepekan mendatang, pemerintah akan menggelontorkan cadangan beras pemerintah sebanyak 3.000 ton ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC).
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menjelaskan operasi pasar terus dilakukan pemerintah agar harga beras bisa turun. Bapanas menggelontorkan 1.000 ton hingga 3.000 ton secara bertahap ke PIBC. Beras yang dibanderol Rp 10.385 per kilogram ini diharapkan bisa menurunkan harga beras.
"Ini baru pertama kali pemerintah menggelontorkan ke PIBC. Selama sepekan mendatang kita pasok secara bertahap 3.000 ton. Dari sini, harapannya nanti beras yang ke pasar turunan bisa di harga Rp 10.900 paling maksimal," kata Arief di PIBC, Rabu (13/9/2023).
Untuk memastikan intervensi pasar yang dilakukan di PIBC ini bisa sampai ke masyarakat, Arief mengatakan satgas pangan akan melakukan pengawasan langsung. Beras Bulog atau Beras SPHP ini ditargetkan dalam waktu satu pekan bisa terdistribusi langsung ke masyarakat.
"Kalau ada pasar yang tidak kebagian SPHP silakan langsung menghubungi kami," ujar Arief.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan pemerintah akan terus melakukan intervensi pasar guna menurunkan harga beras. Presiden Joko Widodo yang turun langsung melakukan pengecekan stok dan operasi pasar sejak tiga hari lalu diharapkan bisa menekan kenaikan harga beras.
"Ini kan sudah tiga hari ya kita lakukan operasi pasar. Pak Presiden (Jokowi) juga sampai turun langsung. Kita lihat sepekan ini ya," ujar Zulhas.